Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kado Manis Lain di Hari Kemerdekaan RI ke-71
Oleh : Redaksi
Jum'at | 19-08-2016 | 08:00 WIB
abu_sayyafbyreuters.jpg Honda-Batam

Muhammad Sofyan yang berharil melarikan diri. (Foto: Reuters)

SELAIN mendapat kado manis dari Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir berupa emas Olimpade Rio, di hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-71 juga ada kado indah lainnya. Yaitu, lolosnya dua orang warga negara Indonesia dari penculikan kelompok Abu Sayyaf di Filipina, Rabu (17/8/2016) dan Kamis (18/8). Setelah keduanya disandera sejak Juni lalu. Kini, nasib delapan WNI lainnya yang masih disandera amat tergantung dari negosiasi pemerintah Indonesia.

Benny Mamoto, yang pernah menjadi juru runding Indonesia dalam pembebasan sandera oleh kelompok Abu Sayyaf pada 2005 lalu, memperkirakan pihak penyandera akan terus diincar militer Filipina, yang kemungkinan mendapat informasi tambahan dari dua WNI yang lolos.

Imbasnya terhadap para sandera yang tersisa, kata Benny, ada dua kemungkinan. “Kemungkinan pertama, mereka tidak peduli dengan sandera karena fokus pada pertahanan atau menghindari serangan. Tapi bisa kemungkinan lain, mereka akan ekstra ketat, bahkan mungkin marah,” katanya.

Ada kemungkinan penculik tidak peduli dengan sandera karena fokus pada pertahanan atau menghindari serangan. “Ini saat yang tepat untuk dilakukannya negosiasi karena mereka (Abu Sayyaf) di bawah tekanan militer. Asalkan upaya itu satu pintu, kemudian jalurnya tepat. Jalur tepat itu seharusnya tidak melalui terlalu banyak tangan atau pihak,” kata Benny.

Pemerintah Indonesia mengatakan masih berupaya membebaskan delapan WNI yang masih disandera melalui jalur diplomasi dan militer secara bersamaan.

“Yang kita lakukan adalah multitrack. Ibu menteri luar negeri selalu memberi tekanan kepada Filipina untuk bisa mengambil langkah agar bisa membebaskan sandera di sana. Selain itu tentunya TNI kita juga bergerak melalui intelijen mereka,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, menyatakan telah menyiapkan unit-unit bantuan untuk membantu militer Filipina. Namun, belum diketahui apakah pemerintah Filipina menyetujui rencana tersebut.

Anak buah kapal yang lolos dari tahanan kelompok Abu Sayyaf adalah Mohamad Sofyan dan Ismail.

Muhamad Sofyan, 28 tahun, ditemukan oleh penduduk di pesisir Barangay Bual, Kota Luuk Provinsi Sulu, pada Rabu (17/8) sekitar pukul 07.30 waktu setempat (06:30 WIB).

“Kami diberitahu bahwa dia berhasil kabur dengan berlari dan berenang ke laut,” kata Mayor Filemon Tan, juru bicara Komando Mindanao Barat, Angkatan Bersenjata Filipina. Sembilan jam kemudian giliran Ismail yang ditemukan lolos dari penyanderaan.

Dian Megawati, istri Ismail mengaku telah mendengar kabar tentang suaminya. Namun, mereka belum bisa berbincang langsung. "Rasa senang itu ada, cuma senangnya nggak lengkap. Karena masih ada (sandera) yang belum dibebaskan," katanya saat dihubungi wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani