Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kisah Di Balik Paskibraka dan Seragam Sekolahmu
Oleh : Nursali
Rabu | 17-08-2016 | 13:26 WIB
paskibraka.jpg Honda-Batam

Anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tahun 2015 asal Lampung Della Elvira. (Sumber foto: CNN)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan RI. Satu hal yang juga identik pada hari ini adalah prosesi pengibaran bendera pusaka yang selalu disiarkan langsung dari Istana Kepresidenan.

Pasukan pengibar bendera pusaka atau kerap disebut Paskibraka selalu tampil apik di setiap tahunnya. Tapi tahukah kamu siapa pencetus nama Paskibraka? Dia adalah Idik Sulaeman Nataatmaja, pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat pada 20 Juli 1933. Ketika mencetuskan ide Paskibraka, dirinya tengah menjabat sebagai Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud).

Kala itu, Idik membantu Husein Muntahar dalam pembentukan Paskibraka. Pada tahun 1966 dan 1967, sebelum menjadi Paskibraka, nama dari tim pengibar bendera adalah Pasukan Pengerek Bendera Pusaka.

Selain mencetuskan nama paskibraka pada tahun 1973, pria lulusan Ilmu Teknik Institut Teknologi Bandung ini juga turut berkontribusi dalam penyempurnaan Korps Paskibraka dengan mencipakan lambang korps, lambang anggota, seragam Paskibraka, Tanda pengukuhan berupa lencana Merah-Putih Garuda (MPG), dan juga Kendit Kecakapan.

Idik lalu diangkat menjadi Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Kegiatan di Direktorat Pembinaan Generasi Muda pada tahun 1975. Dia mencapai puncak kariernya saat ditunjuk menjadi Pelaksana Harian Direktur Pembinaan Generasi Muda, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga, karena saat itu selama tiga tahun penuh dia mengepalai Paskibraka, mulai dari tahun 1977 hingga 1979.

Selain berperan dalam pencetusan Paskibraka, Idik juga berperan dalam penciptaan seragam sekolah anak Indonesia yang kita kenal saat ini yaitu SD putih-merah, SMP putih biru, dan SMA putih abu-abu.

Hal berbau tekstil memang tak asing bagi ayah tiga anak ini. Idik memulai kariernya di Balai Penelitian Tekstil pada tahun 1960 hingga 1964.  

Sumber: CNN
Editor: Udin