Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tantangan Pesepeda BMX Indonesia di Olimpiade Rio
Oleh : Redaksi
Rabu | 17-08-2016 | 13:02 WIB
go-BMX.jpg Honda-Batam

Bukan hanya Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir yang akan berjuang meraih medali Olimpiade di hari kemerdekaan RI. Pebalap sepeda BMX Indonesia, Tony Syarifudin, pun akan melakukan hal yang sama pada hari yang sama. (Sumber foto: REUTERS)

BATAMTODAY.COM, Brazil - Tingkat kesulitan trek untuk cabang balap sepeda BMX pada Olimpiade ke-31 di Rio de Janeiro, Brazil, menjadi tantangan berat bagi atlet Indonesia Toni Syarifudin yang akan tampil hari ini, Rabu (17/8/2016).

"Kemarin kami sudah mencoba trek itu, dan hari ini dapat kesempatan sekali lagi sebelum bertanding besok," kata pelatih balap sepeda BMX Indonesia Dadang Haries Purnomo di Rio de Janeiro, Selasa.

Olympic BMX Center di kawasan Deodoro, Rio de Janeiro akan menjadi arena pertandingan cabang balap sepeda BMX pada 17-19 Agustus.

Arena yang berdiri atas lahan seluas 4.000 meter persegi ini memiliki memiliki trek sepanjang sekitar 400 meter dengan berbagai rintangan seperti jalur "step up" yang tinggi dan juga sudut-sudut tajam.

Step up di trek Rio de Janeiro ini juga merupakan yang tertinggi dari trek-trek yang pernah dicoba Tony. Dadang mengatakan, sebelum ke Brazil, Tony sudah mencoba trek di San Diego, Amerika Serikat, yang merupakan replika dari trek Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

"Dalam persiapan menghadapi Olimpiade ini, kami juga memperhatikan unsur keselamatan atlet. Karena dalam cabang BMX ini atlet rentan cedera saat bertanding maupun latihan," kata Dadang.

"Jangan sampai saat melakukan pertandingan resmi justru malah cedera. Seperti yang saya lihat ketika di San Diego, ada beberapa atlet yang cedera saat latihan di trek itu," tambahnya.

Toni Syarifudin akan tampil lomba balap sepeda BMX Olimpiade 2016 pada Rabu, diawali dengan sesi time trial. Kemudian hari berikutnya babak penyisihan, sedangkan babak final belangsung Jumat (19/8/2016).

Sementara Ketua Umum PB Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI), Raja Sapta Oktohari mengatakan, persaingan di Olimpiade ini cukup berat, karena para peserta dari negara lainnya umumnya memiliki arena trek BMX standar Olimpiade.

"Jadi mereka sudah biasa berlatih dan bertanding di trek standard Olimpiade," kata Oktohari yang juga sebagai Chef de Mission atau ketua kontingen Indonesia di Olimpiade 2016 ini.

Untuk ke depannya, katanya, pembinaan cabang balap sepeda BMX orientasinya harus ke Olimpiade sehingga fasilitas dan program persiapannya pun perlu menyesuaikan dengan standar pesta olahraga sejagat itu.

Sumber: Antara
Editor: Udin