Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Ayah Pukul Guru Picu Kekerasan dalam Pendidikan
Oleh : Redaksi
Kamis | 11-08-2016 | 15:26 WIB
dasrulbydivisihumasmabespolri.jpg Honda-Batam

Foto diambil dari Facebook Divisi Humas Mabes Polri, memperlihatkan guru yang melaporkan tindakan kekerasan yang dialaminya. (Foto: Mabis Humas Polri)

BATAMTODAY.COM, Makassar - Seorang guru yang dipukul oleh orang tua siswa di Makassar memicu perdebatan di media sosial tentang kekeradan dan pendidikan.

 

Guru SMAN 2 Makassar bernama Dasrul dilaporkan mengalami pemukulan oleh Adnan Ahmad, orang tua siswa yang tidak terima dengan cara Dasrul mendisplinkan anaknya di sekolah.

Kapolsek Tamalate Kompol Aziz Yunus kepada BBC Indonesia mengatakan permasalahan bermula saat siswa tersebut tidak membuat tugas menggambar.

"Karena ditegur, anak ini memaki dengan bahasa kasar Makassar, guru kemudian menampar bermaksud mendisiplinkan, tamparan tanpa tenaga saja tidak berbekas," katanya. "Anak ini mengadu ke orang tuanya."

Adnan Ahmad kemudian datang dan memukuli Dasrul hingga mengalami luka-luka dan patah di bagian ujung hidung.
Kini, Adnan Ahmad dan anaknya (berusia 15 tahun) yang turut memukul gurunya ketika insiden terjadi sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dituntut dengan pasal 170 KUHP dengan maksimal tujuh tahun penjara.

Foto Dasrul dengan percikan darah mendatangkan banyak simpati dan marah pengguna media sosial. Sebagian meminta anak itu di keluarkan segera dari sekolah.

"Semoga pak guru mendapatkan keadilan," kata Lili Anisah. Lainnya mengatakan, "suruh itu orang tua mengajar sendiri anaknya."

Pengguna Facebook bernama Sukses Seringgu melihat ada perbedaan besar dari perubahan jaman.

"Kalau dulu waktu saya masih sekolah, begitu dengar anaknya dapat hukuman atau bahkan ditempeleng sama guru karena melakukan kesalahan di sekolah, justru orang tua akan sangat berterima kasih sama gurunya karena hukuman tersebut akan membuat siswa jera."

"Dunia ini kayaknya sudah terbalik," kata yang lain.

Di Twitter, Walikota Bandung Ridwan Kamil ikut merespon, "guru adalah pengganti orangtua saat di sekolah. Percayakan sepenuhnya dalam mendidik anak-anak kita."

Beberapa pengguna kemudian juga menceritakan masa lalu mereka tentang bagaimana mereka dipukul oleh guru di sekolah. "Dulu waktu saya masih sekolah dipukul pake kayu sama guru, boro-boro lapor sama orang tua, nanti bukan malah dibelain tapi malah dipukul lagi. Hahaha," kata seorang pengguna Facebook.

Tapi apakah kekerasan di sekolah juga dibenarkan? Penulis Arman Dhani mengkritik standar ganda pengguna media sosial dalam menyikapi kekerasan, "Definisi genit," katanya.

"Membela guru yang memukul murid karena dianggap bagian pendidikan. Tapi saat guru digasak wali murid langsung anti kekerasan."

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani