Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kokurikuler, Gagasan Mendikbud yang tidak Populer
Oleh : Redaksi
Kamis | 11-08-2016 | 12:38 WIB
Menteri-pendidikan-oke.jpg Honda-Batam

Gagasan kokurikuler yang dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy masih menuai polemik di masyarakat.(Sumber foto: Kompas.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sebagian besar kalangan meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mempertimbangkan kembali dan mengkaji terlebih dahulu wacana sekolah sehari penuh atau yang disebutnya sebagai kokurikuler, yang sebelumnya dikenal publik dengan sebutan "full day school".

Salah satu permintaan itu berasal dari Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani. Politisi PDI Perjuangan itu mengaku telah mendapat informasi awal terkait gagasan itu dari Muhadjir.

Dari penjelasan yang didapatkan, para siswa nantinya tidak akan belajar dari pagi hingga sore sebagaimana yang dikhawatirkan sebagian pihak. Melainkan, mereka juga akan mendapat materi pelajaran umum dan pendidikan karakter bangsa.

"Namun saya ungkapkan kepada Beliau untuk dikaji lebih lanjut," kata Puan setelah meresmikan Rumah Sakit milik Universitas Sebelas Maret di Kartasura, Sukoharjo, Rabu (10/8/2016).

Awalnya, gagasan yang dicetuskan Muhadjir bukanlah kokurikuler, melainkan "Full Day School".  Hal itu diungkapkan mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu usai menghadiri kegiatan pengajian di bekas kampusnya itu, Minggu (7/8/2016) lalu.

Muhadjir sempat mengklaim, jika gagasan yang dicetuskannya itu didukung Wakil Presiden Jusuf Kalla. Hal itu diungkapkan Muhadjir setelah bertemu Kalla di kantornya, Senin (8/8/2016).

Meski begitu, gelombang penolakan terus berdatangan. Bahkan, upaya penentangan itu sampai ke dunia maya. Salah satunya dengan digagasnya petisi online berjudul "Tolak Pendidikan "Full Day"/SehariPenuh di Indonesia".

Petisi di  situs www.change.org itu digagas oleh salah seorang orangtua murid, Deddy Mahyarto Kresnoputro. Sejak dibuat pada Selasa (9/8/2016) lalu hingga kini petisi itu sudah ditandatangani 37.735 orang.

Sementara itu, Ketua DPR Ade Komaruddin meminta, agar Mendikbud tidak gegabah dalam mengeluarkan gagasan. Bahkan, ia juga meminta agar gagasan itu sebaiknya segera dicabut.

"Sebaiknya diurungkan pernyataan dari Pak Mendikbud yang baru itu. Tidak gegabah sebelum jadi kontroversi yang melebar," kata Ade di Kompleks Parlemen.

Hal senada disampaikan Ketua MPR, Zulkifli Hasan. Wilayah Indonesia yang luas berupa daerah kepulauan dan banyak pedesaan dinilai Zulkifli belum siap untuk menerima program sehari penuh di sekolah.

Expand