Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wahai Mudikers Indonesia, Jagalah Keselamatan!
Oleh : Redaksi
Minggu | 03-07-2016 | 15:15 WIB

Oleh: Moch. Irfandi

INDONESIA identik dengan momen mudik ketika menjelang perayaan Lebaran tiap tahunnya. Banyak fenomena yang terjadi ketika momen tersebut datang, salah satunya adalah padatnya pengguna transportasi umum seperti kapal penyebrangan. Namun, ada sisi yang dinilai kurang memberikan prioritas pada keselamatan pada mudikers ini, yakni para mudikers kerap memaksakan diri untuk masuk ke dalam kapal meskipun kapal tersebut telah berkapasitas lebih dari batas normal. Lantas, prioritas kita sebagai mudikers Indonesia apakah sampai di kampung halaman dengan selmat atau ingin berenang bersama-sama di laut lepas Indonesia?

Menjelang perayaan lebaran 2016 di Indonesia, arus mudik dengan menggunakan kapal mulai terasa di wilayah timur Indonesia. Jumlah penumpang kapal pun melonjak dari biasanya. Menyadari pergerakan mudikers tersebut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan kuota lebih kepada kapal-kapal untuk mengangkut penumpang.Pemberian kuota yang melebihi kapasitas normal ini disebut dengan istilah batas toleransi.

Sekretaris Jenderal Kemenhub Sugihardjo mengatakan bahwa setiap kapal sudah dihitung berapa batas toleransi muatan penumpang maksimumnya. KM Lembelu milik Pelni, misalnya, kini diperbolehkan mengangkut hingga 3.326 penumpang. Padahal, kapasitas normal kapal itu hanya 2.000-an penumpang.

Kebijakan batas toleransi ini akan berimbas pada bertambahnya penumpang kapal. Oleh karena itu, menurut Sugihardjo, operator kapal harus melakukan penyesuaian, misalnya dengan menambah jaket pelampung sesuai jumlah penumpang yang ada di kapal. Jadi enggak boleh kayak tahun-tahun sebelumnya, 200-300 persen tidak boleh lagi, kepada masyarakat agar bisa memaklumi ini. Jadi bukan maksud kami untuk tidak mengangkut semua penumpang. Ini untuk keselamatan.

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Tonny Budiono, perhitungan batas toleransi muatan berbeda-beda setiap kapal. Perhitungan batas toleransi itu mempertimbangkan ruang yang tersedia di kapal, termasuk ketersediaan toilet. Kebijakan itu dinilai lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya yang tidak membatasi jumlah penumpang kapal. Akibatnya, penumpang membeludak.

Sementara itu, Direktur Utama Pelni Elfien Goentoro mengatakan bahwa pihaknya sudah menambah sejumlah peralatan yang berkaitan dengan keselamatan penumpang kapal. Semua dilakukan untuk menjaga keselamatan masyarakat yang sedang mudik agar sampai ke kampung halaman dalam keadaan baik dan aman.

Hal lain yang berkaitan dengan keselamatan jiwa mudikers Indonesia adalah masalah tiket. Tiket bukan hanya menjadi syarat utama bagi mudikers untuk menggunakan transportasi umum seperti kapal, namun di dalam tiet ytersebut terdapat biaya yang digunakan untuk keselamatan jika nantinya terjadi hal yang tidak diinginkan. Biaya ini nantinya menjadi penjamin bagi pihak penyelenggara transportasi umum untuk melakukan klaim asuransi jika terjadi bencana pada transportasi yang digunakan guna meminimalisir kerugian yang diterima mudikers.

Sehubungan dengan itu, PT Pelayaran Indonesia (Pelni) masih menemukan tiket kapal palsu yang dijual oleh para agen tiket. Tiket palsu ini ditemukan langsung oleh Direktur Utama Pelni Elfien Goentoro saat meninjau kesiapan mudik Lebaran di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Usai mendapati penumpang yang membawa tiket palsu, Pelni tidak tinggal diam. BUMN kapal tersebut langsung memanggil agen tiket yang memberikan tiket palsu ke penumpang. Ia juga mengatakan bahwa Pelni tidak akan kompromi apabila agen tersebut masih membuat tiket palsu dan mengancam akan menutup usaha agen tersebut jika ditemukan tiket palsu lagi.
Mudik adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Kata mudik berasal dari sandi kata bahasa Jawa ngoko yaitu mulih dilik yang berarti pulang sebentar.

Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Transportasi yang digunakan antara lain : pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus, dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, bahkan truk dapat digunakan untuk mudik. Tradisi mudik muncul pada beberapa negara berkembang dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia dan Bangladesh.

Beban yang paling berat yang dihadapi dalam mudik adalah penyediaan sistem transportasi karena secara bersamaan jumlah masyarakat yang menggunakan angkutan umum atau kapal penyebrangan melalui pelabuhan yang ada sehingga sering mengakibatkan penumpang/pemakai berdesakan untuk berebut masuk kapal.

Berkaca dari Tradisi mudik yang telah lama berkembang di Indonesia tersebut, kebiasaan yang tidak lepas dari momen mudik adalah berdesak-desakannya masyarakat Indonesia yang sedang mudik saat menggunakan transportasi umum. Hal tersebut tentinya membawa dampak buruk bagi seluruh penumpang, apabila kapasitas transportasi umum tersebut melebihi kapasitas, maka nyawa pun menjadi taruhannya.

Ada baiknya kita memilih kapal selanjutnya jika telah kepenuhan penumpang guna menjamin keselamntan. Ingat, keselamatan dalam perjalanan menuju kampung halaman adalah prioritas utama bagi masyarakat Indonesia saat mudik lebaran. Maka jagalah keselamatan diri anda, karena keluarga anda menunggu anda di kampung halaman dengan penuh rasa bahagia. *

Penulis adalah Peneliti LSISI Indonesia