Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengendalian Harga di Hari Raya
Oleh : Opini
Jum'at | 01-07-2016 | 12:26 WIB

Oleh: Sasman S.Sos*

SEPERTI biasa, pada bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri tiap tahunnya, harga sembako, misalnya minyak, gula, beras, telur dan mengikuti harga bawang, cabai, daging ayam, daging sapi, mengalami kenaikan.

Hal ini dikarenakan setiap Ramadan dan menjelang lebaran konsumsi masyarakat biasanya akan meningkat 40-60 persen dari hari biasanya terhadap barang-barang tersebut. Berbagai pihak meminta kepada pemerintah untuk mengantisipasi kenaikan harga barang-barang tersebut dan berharap jangan sampai kenaikan harga memberatkan rakyat, khususnya umat Islam sehingga mereka bisa khusyuk menjalankan ibadah di bulan Ramadan.

Dalam mengantisipasi kenaikan barang-barang tersebut, pemerintah telah melakukan langkah-langkah antara lain dengan melakukan kebijakan operasi pasar dan menjamin semua pasokan bahan-bahan pokok utama tersebut selama bulan suci Ramadan sampai Hari Raya tersedia. Untuk lancarnya kegiatan tersebut maka pemerintah mengamankan semua jalur distribusi bahan-bahan kebutuhan pokok agar tidak disalahgunakan dan dimanfaatkan pihak spekulan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Dalam melakukan operasi pasar untuk menekan harga pangan, maka pemerintah menjual paket sembako murah, menjual cabai, bawang merah, dan daging sapi dengan harga terjangkau. Harga daging dapat ditekan hingga Rp75.000 per kg, cabai Rp18.000 per kg, beras Rp17.500 per kg, bawang di tingkat petani sudah ada menyentuh Rp.8000.

Operasi pasar ini dicanangkan pemerintah tidak akan berhenti hanya saat momen Ramadan dan Idul Fitri semata. Namun, akan berlanjut setelahnya sebagai solusi jangka pendek untuk memotong rantai distribusi pangan. Asumsinya, jika distribusi beras melewati sembilan jalur dan setiap jalur mengambil keuntungan 10%, maka sampai jalur kesembilan keuntungan yang diambil sudah 90%. Sebab itulah, pemerintah berusaha memotong rantai distribusi ini agar produk pangan yang sampai ke masyarakat tidak terlalu tinggi harganya.

Operasi pasar, pada bulan Ramadan ini pemerintah melakukannya secara besar-besaran, seluruh titik di Indonesia ada 4.000 setiap hari di Bulan Ramadan dan setelah Ramadan. Solusi jangka pendek adalah operasi besar-besaran untuk menghadapi Idul Fitri. Program ini berkat inisiasi dari pemerintah dalam hal ini Kementan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koperasi dan UKM.

Selain itu, atas partisipasi dari Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dan beberapa perusahaan besar lainnya, maka dapat memotong rantai pasok dari petani langsung ke konsumen. Kemudian dari perindustrian, perusahaan besar seperti Bimoli, Filma, Japfa langsung ke toko tani dan masyarakat sehingga jalur distribusnya tidak panjang, harga dapat ditekan ketika dijual di masyarakat.

Langkah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim lintas kementerian untuk memperpendek rantai distribusi pangan, dalam upaya menekan gejolak harga saat Ramadhan dan jelang Idul Fitri terus mendapatkan apresiasi. Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menerangkan langkah pemerintah membentuk tim lintas kementerian untuk memperpendek rantai distribusi pangan efektif untuk menurunkan harga.

Pemangkasan rantai pasokan pangan perlu dilakukan pemerintah agar harga pangan tidak terus melonjak, memberikan kemudahan-kemudahan dan memberikan angin segar bagi masyarakat untuk bisa ‎menurunkan harga. Berharap, pasca kebijakan ini dicetuskan, sejumlah intansi yang mengurusi pasokan pangan bisa melakukan akselerasi ataupun percepatan untuk bisa mengikuti arah yang diinginkan Presiden.

Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengklaim, bahwa saat ini beberapa harga pangan dan bahan kebutuhan pokok lainnya relatif stabil. Bahkan harga daging sapi saat ini cenderung lebih menurun, meskipun tidak terlalu besar. Harga bahan kebutuhan pokok yang hingga saat ini masih mengalami lonjakan hanya gula pasir, sementara, komoditas lainnya seperti cabai, bawang merah, dan minyak goreng sudah mengalami penurunan. Harga beras juga relatif stabil dan tidak ada masalah. Situasi harga pangan saat ini jauh lebih terkendali dibanding tahun-tahun sebelumnya. ‎Sehingga menjelang lebaran ini, kita percaya masyarakat bisa lebih tenang.

Melonjaknya harga pangan dan bahan kebutuhan pokok di tingkat pedagang antara lain disebabkan oleh panjangnya rantai pasok distribusi pangan. Pedagang perantara menjadi dalang panjangnya rantai pasok distribusi pangan, sehingga berdampak pada harga sembako yang sampai di konsumen menjadi tinggi.

Selama ini permintaan terhadap bahan pangan memang cukup tinggi, terutama di bulan Ramadan dan menjelang lebaran sehingga banyak pihak yang mengambil keuntungan. Sayangnya, pengambilan keuntungan tersebut tidak dilakukan secara wajar akibatnya harga di pasaran menjadi melonjak.
Banyaknya mafia pangan yang bermain maka menyebabkan rantai pasok distribusi pangan menjadi panjang, karena mereka memanfaatkan kebutuhan masyarakat yang tinggi dari konsumen.

Sementara kalau operasi pasar yang dilakukan pemerintah, dari produsen langsung ke konsumen, harganya akan relatif stabil dan terjangkau dimasyarakat. Oleh‎ karenanya diharapkan masyarakat dalam membeli sembako di operasi pasar yang digelar pemerintah, harus melakukannya dengan wajar dan tidak membeli dengan jumlah yang sangat besar untuk kemudian dijual kembali. Karena operasi pasar ini dimaksudkan agar produk pangan dari produsen dapat sampai langsung kepada konsumen, sehingga harganya pun tidak tinggi.

Apabila ada oknum masyarakat yang membeli pada operasi pasar secara besar-besaran bukan untuk konsumsi tetapi untuk dijual kembali sama saja mereka dengan mafia pangan yang hanya menyengsarakan masyarakat karena mereka hanya mencari keuntungan ditengah masyarakat yang menghadapi kesulitan harga yang tinggi di tingkat eceran. Oleh karenanya jaminan penegakan hukum bagi pihak-pihak yang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan harus dilakukan, baik di tingkat petani maupun masyarakat.

Dengan adanya operasi pasar dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dilakukan pemerintah untuk menekan tingginya harga-harga pangan di pasaran pada saat Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2016, maka masyarakat tidak perlu takut akan mahalnya harga kebutuhan pokok karena pemerintah menjamin harganya akan terjangkau oleh masyarakat khususnya umat Muslim sehingga tetap khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari kemenangan.

*) Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial