Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Toyota Tarik Lebih 3 Juta Kendaraan dari Peredaran
Oleh : Redaksi
Kamis | 30-06-2016 | 09:14 WIB
toyotabyvoa.jpg Honda-Batam

Ruang pamer di sebuah dealer Toyota di Tokyo, Jepang (29/6/2016). (Foto: VOA)

BATAMTODAY.COM, Tokyo - Produsen mobil Jepang itu menarik lebih dari 2,5 juta kendaraannya dari peredaran karena cacat pada unit pengontrol emisi hanya beberapa jam setelah menarik hampir setengah juta mobil produksinya karena masalah kantung udara.

 

Toyota Motor Corporation, Rabu (29/6/2016), menyatakan akan menarik lebih dari tiga juta mobil hasil produksinya dari peredaran karena masalah kantung udara dan cacat pada unit pengontrol emisi.

Produsen mobil Jepang itu menarik lebih dari 2,5 juta kendaraannya dari peredaran karena cacat pada unit pengontrol emisi hanya beberapa jam setelah menarik hampir setengah juta mobil produksinya karena masalah kantung udara.

Penarikan ini tidak ada kaitannya dengan Takata, penyuplai kantung udara yang bertanggungjawab atas penarikan besar-besaran berbagai jenis kendaraan dari peredaran dalam beberapa bulan terakhir.

Prius hybrid, Prius plug-in, dan Lexus CT200h yang diproduksi antara Oktober 2008 dan April 2012, ditarik karena adanya sejumlah retakan kecil pada pompa kantung udara yang kemungkinan membesar dan menyebabkan kantung udara baik di posisi supir maupun penumpang menggelembung sebagian.

Sebuah model Prius lain dan beberapa model Toyota Corolla, yang diproduksi antara tahun 2006 dan 2015, telah ditarik dari peredaran setelah Toyota menemukan unit pengontrol emisi bahan bakarnya mudah retak dan bisa membesar seiring waktu sehingga bisa mengakibatkan kebocoran bahan bakar.

Toyota mengatakan, sejauh ini belum ada laporan mengenai korban cidera atau tewas akibat cacat-cacat kendaraan ini.

Pengumuman Rabu (29/6/2016) ini merupakan yang terkini dari serangkaian masalah kantung udara yang memaksa berbagai produsen mobil menarik lebih dari 100 juta kendaraan dari peredaran di berbagai penjuru dunia. Sedikitnya 11 orang tewas dan sekitar 100 lainnya terluka akibat cacat kantung udara.

Sumber: VOA Indonesia
Editor: Dardani