BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Usaha Milik Negara (BUMD) telah mendatangkan sapi dari Jambi untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat saat lebaran. Selain itu, ini juga merupakan usaha BUMD untuk mengendalikan harga daging.

Direktur BUMD Tanjungpinang, Asep Nana Suryana mengatakan bahwa saat ini sapi-sapi tersebut telah berada di Tanjungpinang dan dititipkan di peternakan milik Sawir, Km 5 bawah. BUMD juga telah menentukan ada 4 pos tempat membeli daging ini di Tanjungpinang.

"Alhamdulilah dagingnya sudah datang, H-6 lebaran akan kita potong dan kita packing per 1 kilo dan akan kita jual kepada masyarakat. Namun, untuk ketertiban bersama, kita menjualnya menggunakan kupon, kita sudah menentukan 4 pos tempat penjualan kupon itu. nantinya masyarakat hanya membeli kupon, dagingnya akan kita antar kerumah msing-masing," ujar Asep saat sihubungi, Senin (27/6/2016).

Untuk pengantaran daging ke rumah warga, nantinya BUMD memungut uang pengantaran sebesar Rp2 ribu per rumah, kata Asep. Sementara itu, terkait pos penjualan tiketnya, itu berada di kantor BUMD Tanjungpinang kawasan Jalan Pelantar Mutiara 3 nomer 4, Potong Lembu, Tanjungpinang.

"Kemudian di peternakan Pak Sawir, orang Tanjungpinang semua tahu itu di Km 5 bawah, terus di Anjung Cahaya, kita akan buka di kios milik BUMD yang ada di Anjung Cahaya dan yang terakhir di rumah makan Setia, depan RRI Tanjungpinang," terang Asep.

• Baca: Jelang Lebaran, BUMD Tanjungpinang Bakal Jual Daging di Kisaran Rp130 Ribuan

Mengenai harga, Asep mengakui sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan harga yang tepat karena sapi-sapi yang ada belum dipotong dan dilakukan pengemasan. Hitungan harga masih menunggu proses pemotongan dan pengemasan, sehingga tahu berapa jumlah daging dan berapa yang bisa dijual.

"Saya kira bisa dijual dengan harga Rp 135 ribu per kilonya, dan kita akan upayakan bisa dipakemkan dengan harga segitu, agar masyarakat tidak terllau diberatkan. Kemudian informasi, untuk pesan antar daging, kita bisa by request mau diantar kerumah hari apa, namun tetap untuk H-2 dan H-1 kita batasi pengantarannya," ujar Asep.

Editor: Dodo