Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Tegas Tolak Klaim Peta China atas Natuna
Oleh : Redaksi
Senin | 13-06-2016 | 22:00 WIB
luhutpanjaitan.jpg Honda-Batam

Menko Polkam Luhut Panjaitan

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia menegaskan tidak mengakui 9-Dashed Line (9 garis putus) yang dibuat China dengan memasukkan Natuna bagian dari wilayahnya

"Kita tidak akui 9 border line, kita tidak mau ada power projection di situ. Kita juga harus tetap ada freedom of navigation," ujar Luhut di Jakarta , Senin (13/6/2016).

Sembilan dash line adalah garis yang dibuat oleh Pemerintah China di Laut Cina Selatan sebagai wilayah tradisional fishing ground mereka. Garis-garis tersebut meliputi wilayah Philipina, Malaysia, Brunei dan Indonesia.

Pemerintah Indonesia sendiri sudah sadar dan menolak klaim China tersebut. Penolakan karena adanya multi intrepretasi karena overlaping wilayah yang diklaim oleh China. Baca juga: Soal Klaim terhadap Natuna, Pemerintah Diminta Tegas Tegur China

Wilayah Indonesia yang masuk dalam 9 dash line tersebut adalah Kepulauan Natuna khususnya Natuna Timur. Yang menjadi dasar penolakan pemerintah Indonesia adalah karena adanya potensi cadangan gas bumi sebesar 222 Tcf dan gas yang bisa diproduksi sebesar 45 Tcf dengan lapangan utamanya di Natuna D Alpha.

Sebelumnya, China memasukkan sebagian wilayah perairan laut Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, ke dalam peta wilayah mereka atau yang dikenal dengan 9 dash line. Baca juga: Asosiasi Profesi Minta Peta China yang Klaim Natuna sebagai Wilayahnya Tak Dipakai

China mengklaim wilayah perairan Natuna sebagai wilayah laut mereka. Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara negara China dan Filipina. Sengketa ini, akan berdampak besar terhadap keamanan laut Natuna.

Editor: Surya