Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Falujjah Santap Makanan Hewan di Bawah Kekuasaan ISIS
Oleh : Redaksi
Jum'at | 10-06-2016 | 12:05 WIB
fajullah.jpg Honda-Batam

Kelaparan menyergap warga Fallujah yang berada dalam kekuasaan ISIS, di tengah kepungan pasukan Irak dan intaian bom udara koalisi Amerika Serikat. (Sumber foto: CNN)

BATAMTODAY.COM, Sudan - Kelaparan dan penderitaan menyergap warga Fallujah yang berada dalam kekuasaan ISIS, di tengah kepungan pasukan Irak dan intaian bom udara koalisi Amerika Serikat.

Seorang wanita yang kabur dari Fallujah dan kini aman di penampungan pengungsi mengaku berlari dari satu pertempuran ke pertempuran lainnya sebelum terjebak dalam baku tembak.

"Kami telah menyaksikan tragedi yang seharusnya tidak ada seorang pun menyaksikannya. Saya tertembak dan tidak bisa berjalan selama tiga bulan. Anak-anak saya juga tertembak dan kami terpaksa meninggalkan rumah," kata wanita yang menolak disebut namanya itu kepada Dewan Pengungsi Norwegia, NRC, yang dikutip The Independent, Kamis (9/6/2016).

Dia mengaku sangat kelaparan saat berada di Fallujah karena tidak ada bahan makanan ke kota itu. Mereka terpaksa memakan apapun, termasuk makanan hewan.

"Kami biasa makan makanan hewan dan kami tidak punya air," kata dia.

"Rumah kami hancur dibom dari atas kepala kami, kami berlari dari satu pesawat ke pesawat lainnya di Fallujah sampai kami terjebak," kata dia.

Wanita ini dan anak-anaknya adalah satu dari sekitar 3.000 keluarga yang tinggal di pengungsian saat pertempuran antara ISIS dan tentara Irak yang dibantu koalisi AS dan militan Syiah berlanjut.

Kisah keputusasaan terus menyeruak dari Fallujah. Harga makanan meroket karena langka, untuk sekilo tepung saja dihargai Rp530 ribu, memaksa warga mengais tempat sampah atau menyantap makanan yang sudah membusuk. Laporan bunuh diri warga juga bermunculan.

"Sejak Desember, pasokan makanan menipis, warga bergantung pada nasi basi atau kurma kering, dan muncul laporan beberapa kematian akibat kelaparan," kata Melissa Fleming, juru bicara badan pengungsi PBB, UNHCR.

Lembaga pelindung anak Save the Children mengatakan sekaleng susu formula untuk balita mencapai harga Rp671 ribu saat serangan. Harga kentang dan gula naik hingga 10-15 kali lipat dibanding biasanya. Warga terpaksa memakan sup dari rerumputan atau biji-bijian.

Diperkirakan masih ada sekitar 50 ribu warga sipil yang terjebak di Fallujah. Mereka yang kabur terancam ditembak mati ISIS atau bahkan dikira militan oleh pasukan Irak sehingga jadi sasaran tembakan.

Hasna, wanita berusia 50 tahun dan ibu dari tujuh anak mengatakan 16 orang tewas ditembak baik oleh ISIS dan pasukan oposisi. Dia juga pernah melihat seorang wanita hamil yang tidak sengaja tertembak mati.

"Saat kami mencapai sungai, kelompok oposisi bersenjata mulai menembaki kami. Sebanyak 16 orang dari kelompok kami terbunuh dan putri saya di rumah sakit karena ginjalnya terluka akibat tembakan itu," kata Hasna.

"Saat kami menyeberang, kami ditembaki oleh ISIS dari belakang. Tiga pria tiba-tiba muncul dan mulai menembaki kami," lanjut dia.

Selain ditembaki, kematian juga terjadi akibat tenggelam di sungai saat mencoba kabur. Tiga orang anak yang diseberangkan di atas sebuah kulkas tewas setelah benda itu tenggelam.

Muncul juga cuplikan video perlakuan buruk militan Syiah yang mendukung pemerintah Irak. Mereka memisahkan antara warga pria dan memperlakukan mereka dengan kasar.

UNHCR mendesak pemerintah Irak untuk memastikan semua pengungsi dari Fallujah diperlakukan sesuai dengan hukum HAM dan internasional.

"Ada laporan yang kredible dan menyedihkan, bahwa mereka yang selamat setelah kabur dari pengalaman buruk bersama ISIS, kemudian mengalami kekerasan fisik parah saat tiba di sisi lain," kata Zeid Raad Al Hussein dari UNHCR. (Sumber: CNN)

Editor: Udin