Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pelni Tak Sediakan Kapal Pengganti, Menunggu KM Bukit Raya Bisa Ditarik

KM Bukit Raya Kandas, Puluhan Warga Kepri Terlantar di Pontianak
Oleh : Redaksi
Senin | 06-06-2016 | 13:01 WIB
kmbukit raya.jpg Honda-Batam

KM Bukit Raya kandas di perairan Muara Jungkat, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Hingga kini kapal tersebut belum bisa ditarik ke Pelabuhan Dwikora Pontianak

BATAMTODAY.COM, Pontianak - Sebagian besar warga Kepulauan Riau (Kepri) terlantar di Pontianak, akibat kandasnya KM Bukit Raya di Muara Jungkat, Kabupaten Menpawah, Kalimantan Barat. Mereka adalah calon penumpang KM Bukit Raya yang dijadwalkan diberangkatkan pada Jumat (4/6/2016) lalu, yang  hingga kini tidak ada kepastian kapal bakal diberangkatkan.

Mereka terlihat menumpuk di Pelabuhan Dwikora Pontianak menunggu kepastian untuk pulang ke Kepri. Namun, sayangnya hingga kini KM Bukit Raya masih terdampar di Muara Jungkat, tidak bisa ditarik, sementara kapal pengganti tidak ada.

Sebagian besar warga Kepri yang terlantar, terpaksa menginap di ruang tunggu Pelabuhan Dwikora Pontianak. Mereka sebagian besar habis berbelanja di Pontianak, dan merencanakan kembali ke Kepri pada Jumat (4/6/2016).

Selain kejelasan keberangkatan, mereka yang menunggu di Pelabuhan Dwikora Pontianak juga tidak mendapat pelayanan maksimal. Untuk makan, mereka hanya mendapatkan jatah nasi, satu bungkus per hari.

Zainun, salah satu penumpang asal Kepri mengaku sudah tiga hari tiga malam berada di ruang tunggu Pelabuhan Dwikora. Bersama penumpang lain, mereka duduk dan tidur di sela-sela kursi, juga banyak terlihat tidur dilantai.

Zainun menceritakan, kepergiannya ke Pontianak dalam rangka berbelanja kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri untuk dibawa ke Kepri. "Harusnya berangkat Jumat. Tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan. Sampai sekarang kita belum mendapat kepastian," kata Zainun.

Menurutnya, pihak Pelni tidak bertanggungjawab, bahkan terkesan menghindar ketika menanyakan masalah tersebut. Zainun mendapatkan jawaban, bahwa Pelni tidak menyediakan kapal pengganti, dan tetap menunggu KM Bukit Raya bisa ditarik dari Muara Jungkat, Mempawah ke Pelabuhan Dwikora Pontianak. "Katanya tidak ada kapal pengganti. Malah di disini katanya kekurangan kapal," katanya.

Warga Midai, Kabupaten Natuna, Kepri ini mengatakan, keluarganya di Kepri mengaku kwatir mengenai nasibnya di Pontianak, dan berkali-kali menelepon dirinya. Zainun berharap agar Pelni memberikan kejelasan kepada penumpang kapan KM Bukit Raya bisa diberangkatkan kembali ke Kepri. "Apalagi sekarang sudah puasa, saya berharap kapan kita diberangkatkan," katanya.

Hal senada disampaikan Yanti, warga Kepri lainnnya asal Kabupaten Kepulauan Anambas. Yanti bahkan meminta pertanggungjawaban secara tegas dari Pelni. Yanti menilai Pelni harus memberikan solusi cepat atas masalah keterlambatan keberangkatan, dan tidak bisa membiarkan penumpang terlantar di ruang tunggu Pelabuhan Dwikora, tanpa ada kejelasan kapan KM Bukit Raya bisa diberangkatkan.

"Kami minta pertanggung jawaban Pelni. Mereka beralasan pelabuhan pengelolanya Pelindo. Sampai hari ini kami tak ada orang Pelindo. Mana orang Pelindo, tidak ada kan. Untuk ke Natuna dan Anambas tidak ada angkutan lain selain jalur laut. Kalaupun melalui pesawat, harus transit di Batam dan perlu biaya yang lebih mahal," kata Yanti.

Editor: Surya