Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bank Dunia Setujui Hibahkan 22 Juta US untuk Pengelolaan Hutan di Indonesia
Oleh : Redaksi
Minggu | 29-05-2016 | 15:34 WIB
kunjungi.jpg Honda-Batam

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan delegasi Bank Dunia (World Bank) yang dipimpin President World Bank Jim Yong Kim (ketiga kiri) didampingi Vice President for East Asia Pacific region Axel van Trotsenburg (kedua kiri), Country Director for Indonesia Rodrigo Chaves (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (20/5/2016). (Sumber foto: CNN)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Bank Dunia menyetujui bantuan hibah senilai US$22 juta kepada Indonesia guna mendukung pendanaan untuk pelestarian hutan tropis, pengentasan kemiskinan masyarakat sekitar hutan, dan mengurangi kerusakan lingkungan.

"Dukungan ini merupakan bukti nyata kami terhadap Indonesia terkait penguatan manajemen lanskap," ujar Kepala Perwakian Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves, Minggu (29/5/2016).

Hibah tersebut merupakan inisiatif global yang bernama Program Investasi Hutan (FIP) untuk membantu Badan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Dalam program ini, Badan Pembangunan Internasional Denmark (DANIDA) ikut berkontribusi senilai 40 juta Kroner atau setara dengan US$5 juta.

KPH merupakan salah satu program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam memperkuat tata kelola kawasan hutan. Fokusnya antara lain memperbaiki penggunaan aset sumber daya alam dan mengurangi kemiskinan di antara 32 juta rakyat Indonesia yang hidup di sekitar wilayah hutan.

"Masyarakat yang hidup dekat hutan sangat bergantung pada kawasan hutan untuk mata pencaharian dan mereka termasuk yang paling miskin di Indonesia. Program Investasi Hutan menawarkan kesempatan untuk memperbaiki penghasilan mereka melalui pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik," jelas Rodrigo.

Selain penguatan keahlian, lanjut Rogdrigo, program ini akan bekerja sama dengan 10 KPH untuk penerapan pengelolaan hutan dan investasi secara lebih berkelanjutan, serta mendukung pembentukan sistem informasi guna memfasilitasi para pemangku kepentingan untuk saling bertukar pikiran.

Ekonom Senior Bank Dunia untuk Sumber Daya Alam, Diji Chandrasekharan Beh menuturkan implementasi program KPH yang efektif memerlukan sistem pembagian informasi yang kuat. Selain itu, lanjutnya, juga diperlukan informasi terkait penggunaan lahan dan luas lahan, perizinan, dan pendekatan untuk memperkuat tata kelola hutan.

Dengan proyek bersama ini, jelas Behr, diharapkan bisa mendukung pembentukan dasar pertukaran pengetahuan antar KPH, sehingga dapat saling menindaklanjuti praktik terbaik di lapangan terkait penguatan pengelolaan hutan.

Secara keseluruhan, proyek ini dipersiapkan melalui koordinasi yang baik antara dua proyek FIP lainnya yang didanai Korporasi Keuangan Internasional (IFC), Bank Pembangunan Asia (ADB), serta lembaga multilateral lainnya. (Sumber CNN)

Editor: Udin