Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ekonomi Kepri Terus Melambat, Ini Penyebabnya
Oleh : Roni Ginting
Jum'at | 20-05-2016 | 10:40 WIB
ekonomi-melemah.jpg Honda-Batam

Ilustrasi melemahnya ekonomi di Kepri (Sumber foto: bisnis.liputan6.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Perekonomian Kepri Triwulan I tahun 2016 tumbuh 4,58 persen (yoy) melambat dibanding triwulan IV 2015 sebesar 5,20 persen (yoy). Perlambatan ini sejalan dengan perekonomian nasional yang tumbuh 4,92 persen (yoy), juga melambat dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,04 persen (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Gusti Raizal Eka Putra menjelaskan, penyebab perlambatan ekonomi Kepri dari sisi permintaan karena penurunan investasi. Dari sisi penawaran, penurunan dicatatkan sektor utama yaitu sektor konstruksi serta sektor pertambangan dan penggalian.

Dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi terutama dipengaruhi kinerja investasi yang terkontraksi -1,43 persen (yoy) lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang tumbuh 3,99 persen (yoy).

"Tertahannya investasi, baik oleh investor asing maupun domestik terutama disebabkan tingkat permintaan sektor industri yang masih lemah dan harga migas yang masih rendah," terang Gusti, Kamis (19/5/2016).

Namun, tingkat konsumsi masyarakat yang relatif stabil serta perbaikan kinerja net ekspor menopang perekonomian Kepri pada triwulan laporan. Konsumsi rumah tangga tumbuh 6,30 persen (yoy), relatif stabil dibanding pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 6,29 persen (yoy). Adapun net ekspor tumbuh 13,10 persen (yoy), menguat dibanding pertumbuhan triwulan IV 2015 sebesar 7,07 persen (yoy).

Dari sisi lapangan usaha, kontraksi sektor konstruksi dan sektor pertambangan dan penggalian serta perlambatan sektor industri pengolahan menekan pertumbuhan ekonomi Kepri. Sektor konstruksi dan pertambangan mencatatkan kontraksi -1,32 persen (yoy) dan -1,94 persen (yoy) dipengaruhi penurunan permintaan perumahan, penyelesaian sejumlah konstruksi hotel oleh swasta pada awal tahun, serta realisasi belanja konstruksi pemerintah yang masih rendah.

Expand