Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rontoknya Moral Anak-Anak Kita...
Oleh : Harun Al Rasyid
Rabu | 18-05-2016 | 08:00 WIB
gurubiologidipenjara.jpg Honda-Batam

Inilah Nurmayani Salam, Guru SMPN 1 Bentaeng, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. (Foto: Ist) 

HANYA gara-gara mencubit muridnya yang bermain siram-siraman air bekas ngepel, seorang guru biologi dipenjara. Lalu, dengan cara apa lagi para cikgu mendidik generasi penerus bangsa ini? "Sekarang moral rontok," tegas Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013, Mahfud MD mengomentari penahanan Nurmayani Salam, Guru SMPN 1 Bentaeng, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan itu. 

 

KAMIS, 12 Mei 2016 lalu, menjadi malam paling kelam dalam hidup Maya, demikian Nurmayani Salam biasa disapa. Malam itu, ibu guru berhijab itu harus meringkuk di balik jeruji sel Polres Kabupaten Kepulauan Selayar. Pada malam itu, penyakit cikgu Maya kambuh. Ia pun pingsan. Tapi hukuman badan tetap harus dijalaninya.  

Itulah "harga" yang harus dihadapinya setelah "mendidik" seorang muridnya dengan cara mencubit, dua kali. Peristiwa itu terjadi pada Agustus 2015 lalu.

Sialnya, yang dicubit cikgu Maya itu adalah anak seorang anggota polisi, Ipda Irwan Efendi yang bertugas di Polres Kabupaten Selayar. Tak terima dengan pencubitan itu, sang ayah pun memprosesnya secara hukum. Hasilnya, cikgu Maya pun dipenjara!

Kronologis terjadinya tindakan pencubitan cikgu Maya itu berawal saat cikgu Maya hendak menunaikan shalat dhuha di mushallah. Lalu, ada dua orang siswanya berkejar-kejaran dan baku siram sisa air bekas pel. Saat itulah, cikgu Maya sedang lewat dan terkena siraman. Kedua siswa itu pun kemudian dipanggil ke ruang BK (bimbingan konseling) dan dicubit.

Sepulang sekolah, siswa yang dicubit cikgu Maya itu mengadukan gurunya ke ayahnya. Tak terima dengan perlakuan cikgu Maya itu, sang ayah pun membawa kasus ini ke ranah hukum.

Menurut pihak keluarga, cikgu Maya sudah mengajukan permohonan maaf dan damai atas perbuatannya itu. Namun, tidak direspons oleh keluarga siswa.

Expand