Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Tambelan Merasa Dianaktirikan Soal Transportasi Laut
Oleh : Habibi
Kamis | 12-05-2016 | 15:34 WIB
kapal-perintis.jpg Honda-Batam

Kapal perintis yang melayani pelayaran ke Tambelan sudah tiga bulan tak berlayar. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Tambelan Kota Tanjungpinang, Robby Patria mempertanyakan masalah kapal Pelni yang biasa melayani transportasi Tambelan, Kabupaten Bintan sudah hampir tiga bulan tidak berjalan.

Robby mempertanyakan hal tersebut dikarenakan sebentar lagi akan ada agenda besar mudik Lebaran 2016. Kemudian, ada kegiatan halal bihalal warga Tambelan se-Indonesia yang direncanakan pada 10 Juli 2016.

"Warga Tambelan sangat terisolasi dengan terputusnya jalur transportasi ke Tambelan dari Tanjungpinang. Oleh karena itu kita minta Pemprov Kepri maupun Pemerintah Kabupaten Bintan untuk bertanggungjawab mencarikan jalan keluar terkait masalah transportasi," kata Robby yang juga Ketua KPU Kota Tanjungpinang ini, Kamis (12/5/2016).

Informasi dari Pelni kapal tersebut sedang rusak, namun sampai sekarang kapal tidak selesai diperbaiki. Akibatnya, jalur transportasi ke Tambelan, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas menjadi terkendala.

"Pemerintah harus serius mencarikan jalan keluar masalah kapal ini. Karena barang sembako, lalu lintas orang ke Tambelan menjadi sulit," katanya.

Menurut dia, saat ini pasokan sembako dikhawatirkan akan menipis jika pemerintah tak segera menyediakan sarana penghubung kapal laut ke Tambelan. Apalagi menjelang Ramadhan di mana kebutuhan sembako lebih meningkat.

"Kepri yang katanya sudah maju, tetapi masalah transportasi masih bermasalah, naasnya warga kami yang menjadi korban," ujar Robby.

Menurutnya, pemerintah dan pihak Pelni terlalu lamban mengurus masalah ini. Padahal transportasi merupakan sarana vital warga Pulau Tujuh untuk berhubungan dengan dunia luar menjadi terputus.

"Jika pemerintah bijak, masalah penting itu harus dicarikan jalan keluarnya. Atau karena daerah sedikit penduduk sehingga dibiarkan saja? Masak begitu, terus kalau begitu, apa salah saya bilang warga Tambelan dianaktirikan?," tegasnya.

Mengenai transfortasi ini, sudah menjadi tanggung jawab pemerintah dan Pelni sebagai pengurus dan pemilik wewenang untuk menyelesaikan masalah yang terjadi secara cepat dan bijak.

Editor: Dodo