Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Karimun Karimun Naik ke Peringkat 3 Se-Kepri
Oleh : Nursali
Senin | 09-05-2016 | 10:50 WIB
Dudarmadi.jpg Honda-Batam

Kepala Dinas Pendidikan Karimun, Sudarmadi (Foto: Nursali)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Kelulusan ujian nasional (UN) tingkat SMA di Kabupaten Karimun cukup membanggakan. Karimun ternyata mampu meraih peringkat ketiga se Provinsi Kepri. Dengan peringkat tersebut, maka target yang hendak dicapai Dinas Pendidikan Karimun sebelum pelaksanaan UN sebulan lalu ternyata tercapai.

"Alhamdulillah, kita berhasil naik satu peringkat dan menduduki urutan ketiga se Kepri, dengan kata
lain kita mampu mencapai target yang pernah disampaikan beberapa waktu lalu. Sehingga presentase kita kali ini adalah 99,86 persen," ucap Sudarmadi

Tidak hanya itu, rasa bangga yang diperoleh dari pengumuman kelulusan SMA sederajat tersebut juga didapati seorang siswa dari SMAN 4 (SMA Binaan) Karimun meraih prestasi 10 besar tingkat Provinsi Kepri.

"Seorang anak kita berasal dari SMA Binaan mampu menduduki ranking 10 besar tingkat Provinsi Kepri. Ini juga suatu kebanggan bagi kita," ucap Sudarmadi.

Kendati demikian kata Sudarmadi, masih banyak yang perlu dibenahi dan banyak pekerjaan yang harus disiapkan menuju tahun depan agar terus terjadi peningkatan.

Ada hal yang tidak biasa dari proses pengumuman hasil kelulusan siswa di SMAN 3 Karimun. Kepala Sekolah, M Rasyid Nur menyirami tubuh seluruh siswa layaknya mandi kembang. Air tersebut sebelumnya telah dibacakan ayat suci Al-Quran dicampur dengan kembang dengan tujuan untuk memberikan semangat bagi para siswa siswinya.

Ternyata, prosesi penyiraman para siswa yang akan mengikuti pengumuman kelulusan itu hanyalah sebuah trik yang dilakukan kepala sekolah agar anak didiknya tidak melakukan coret-coret seragam. Karena

menurutnya, sudah cukup banyak upaya yang dilakukan agar anak-anak tidak melakukan coret baju saat
pengumuman kelulusan. Mulai dari menginstruksikan mengenakan baju kurung Melayu, mendatangkan orangtua
siswa dan lainnya namun tetap saja ada kegiatan coret seragam sekolah.

"Alhamdulillah seluruh siswa kami lulus 100 persen. Sedangkan prosesi penyiraman tubuh siswa yang masih
mengenakan seragam sekolah itu adalah agar mereka tidak melakukan coret-coret baju. Jadi ketika
seragamnya sudah basah pasti akan berpikir sulit untuk disemprot atau dicat dan mereka akan langsung
pulang ke rumah. Disamping itu tujuan kita juga untuk memberikan mereka kenang-kenangan bahwa kita
berbeda dengan sekolah yang lain," ucap Rasyid.

Rasyid juga memastikan anak didiknya tidak melakukan coret-coret seragam karena lebih dulu telah disiram. Disamping itu pula ketika akan melakukan cap jari dan menyelesiakan segala keperluan, seluruh siswa siswi diwajibkan mengenakan pakaian butih abu-abu. Jika tidak maka tidak akan dilayani.

"Jadi mereka pun akan berpikir dua kali untuk mencoret-coret baju putihnya. Karena masih harus dipakai saat proses cap jari ijazah dan lainnya. Selain itu kita juga menekankan agar seragam mereka dapat diberikan kepada adik-adik kelas atau kepada yang memang kurang mampu, intinya meski telah selesai mengenyam pendidikan wajib belajar tapi tidak lupa sambil beramal," jelas Rasyid.

Data yang diperoleh, dari 2930 peserta UN tingkat SMA sederajat, didapati empat siswa tidak lulus.

Diantaranya dua orang dari SMAN 1 Moro, satu orang dari SMKN 1 Karimun dan satu orang dari SMK Widya Karimun.

Editor: Udin