Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ada Warganya yang Tak Bisa Makan Berhari-hari, Camat Singkep: Tak Separah yang Diiformasikan!
Oleh : Nur Jali
Sabtu | 07-05-2016 | 13:29 WIB
kisanjaya singkep.jpg Honda-Batam

Camat Singkep, Kisanjaya.

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Informasi mengenai keluarga Alvin, warga di Kebun Nyiur, Desa Batuberdaun, Kecamatan Singkep, yang tak dapat makan berhari-hari akibat kemiskinan yang mendera, membuat Camat Singkep, Kisanjaya, angkat bicara.

Kisanjaya menyebut dirinya sudah mengecek hal tersebut ke lapangan namun ternyata tak separah yang diinformasikan. "Tapi hal ini tetap menjadi perhatian kita, dan kita harus ambil hikmah dari kejadian ini, agar perangkat dibawah lebih fokus memperhatikan lingkungannya," kata Kisanjaya saat dikonfirmasi BATAMTODAY.COM, Sabtu (7/5/2016).

Dia berharap agar kejadian ini dijadikan pelajaran bagi seluruh perangkat di bawahnya mulai dari RT, RW dan Kepala Desa serta Lurah untuk lebih memperhatikan masyarakat atau warga di lingkungannya, karena hal ini bisa saja benar-benar terjadi di lingkungan masing-masing.

Dari informasi yang diperolehnya di lapangan, menurut Kisanjaya, keluarga tersebut memang tergolong keluarga miskin, namun pasangan suami istri tersebut memiliki pekerjaan. Sementara, terkait pendidikan anak-anaknya, hanya anak sulungnya yang berhenti sekolah.

"Anak sulungnya berhenti karena ada permasalahan di sekolah, sehingga diberi sanksi, sementara kedua anak laki-lakinya masih bersekolah, kita akan tetap pantau perkembangan keluarga ini, saya juga sudah sampaikan ke Kepala Desa," jelasnya.

Kejadian seperti ini sebenarnya tidak perlu terjadi di wilayah Singkep, apalagi rumah keluarga tersebut masih berada di wilayah perkotaan di Desa Batuberdaun. Namun hal-hal seperti ini harus tetap menjadi perhatian masyarakat sekitar, karena bukan tidak mungkin kejadian yang lebih parah bisa terjadi kalau warga kurang memperhatikan lingkungan

Selama ini, menurutnya, kondisi ekonomi memang kurang baik, tapi pemerintah daerah telah mengupayakan berbagai hal untuk meningkatkan perekonomian di masyaraka. Untuk itu, dia berharap jajaran perangkat di bawah juga dapat mendukung, dan bertindak cepat jika ada informasi-informasi yang berkaitan dengan warga sekitar.

"Kita harus bekerja saling bahu membahu untuk menjadikan daerah ini lebih baik, kita terus tekankan kepada semua perangkat di bawah mulai dari RT, RW hingga desa untuk lebih fokus dan respon terhadap lingkungan sekitar, sehingga hal ini benar-benar bersinergi untuk menjadikan daerah kita lebih baik, dan masyarakat yang sejahtera," jelasnya.

Sebelumnya, Petugas Sensus Ekonomi di Kabupaten Lingga menemukan satu keluarga di Kebun Nyiur, Desa Batuberdaun, Kecamatan Singkep yang kondisinya sangat memprihatinkan. Mirisnya, akibat kemiskinan yang menjerat kehidupan, keluarga ini bisa tak makan berhari-hari.

Baca: Miris, Keluarga Miskin di Lingga Ini Bisa Tak Makan Berhari-hari

Adalah keluarga Alvian dan Susilawati yang ditemukan oleh petugas Sensus Ekonomi dari Badan Pusat Statistik Kepri bernama Vera. Mereka benar-benar hidup di bawah garis kemiskinan. Alvin diketahui sebagai buruh tak tetap dan penghasilan yang tak bisa dipastikan juga. Sementara, Susilawati merupakan buruh pencabut bulu sarang burung walet yang hasilnya juga tak seberapa.

Saat BATAMTODAY.COM bertandang ke rumah tersebut, Alvin dan Susilawati sedang bekerja. Yang ada tiga anak pasangan tersebut dan salah satunya yakni si sulung Helen sudah putus sekolah karena ketiadaan biaya. Dua adiknya juga terancam hal yang sama, tak bisa melanjutkan studi.

"Helen ini sudah kelas X SMP, tapi terpaksa berhenti karna tidak ada biaya," kata Vera, Jumat (6/5/2016).

"Beasiswa ada, tapi sebelum sekolah mereka butuh makan, dan kebutuhan lainnya itu tidak mereka sanggupi," imbuhnya.

Sementara Ani, tetangga Alvin menyatakan jangankan untuk menyekolahkan anak, untuk makan sehari-hari mereka kadang keluarga itu harus numpang ke tetangganya. "Ya kadang-kadang mereka numpang makan di sini, kadang menumpang di rumah tetangga lain," kata Ani.

Editor: Dodo