Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ditandai Sosialisasi Empat Pilar dan Rekor Muri

OSO Resmikan Hari Jadi Nagari Sulit Air, setelah 195 Tahun Diperingati
Oleh : Irawan
Sabtu | 30-04-2016 | 17:24 WIB
Oso2.jpg Honda-Batam

Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang Dt Bandaro Sutan Nan Kayo

BATAMTODAY.COM, Solok-Wakil Ketua MPR Osman Sapta Odang (OSO) yang bergelar Dt Bandaro Sutan Nan Kayo meresmikan Hari Jadi Nagari Sulit Air, Kecamatan Sepuluh Koto Di Atas, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) untuk pertama kalinya yang diperingati setiap 28 April.

Peringatan Hari Jadi Nagari Sulit Air yang ke-195 ini juga diisi acara Sosialisasi Empat Pilar yang dihadiri ribuan warga Nagari Sulit Air, termasuk yang diperantauan baik dalam dan luar negeri, yang tergabung dalam Sulit Air Sepakat (SAS), serta pemecahan rekor MURI 1.000.
 
"Kakek saya adalah seorang kelahiran Sulit Air. Kalau mendengar ceritanya ia diusir Belanda dari nagari ini dan dibuang ke Kalimantan. Akhirnya gugur di tangan penjajah Jepang. Satu hal yang patut diteladani adalah perjuangan membela nasionalisme bisa dilakukan di mana saja," kata OSO di Solok, Sabtu (30/4/2016).
 
Pada era modern ini, Oesman Sapta mengajak warga Sulit Air untuk kembali membangkitkan dan menjaga rasa nasionalisme. Seperti yang dimiliki oleh nenek moyang mereka.
 
Di hadapan ribuan warga yang hadir, pria yang akrab disapa dengan sebutan OSO ini mengajak mereka untuk mencintai dan memahami empat pilar yaitu Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
 
"Mari kita merayakan HUT Nagari Sulit Air ini dengan tulus dan ikhlas. Ini bukan ajang berpolitik tapi untuk kepentingan bangsa," kata Oesman.
 
Menurut Ketua Panitia Peringatan Hari Jadi Nagari Sulit Air, Hendri Dunant Dt Endah Bongsu, Sabtu (30/4/2016) ini pertama kali diperingati sejak daerah itu berdiri 195 tahun lalu, tepatnya pada 28 April 1821.
 
Hendri mengatakan, momentum hari jadi juga dimanfaatkan untuk sosialisasi empat pilar. Masyarakat terlihat antusias mengikuti sosialisasi empat pilar yang disampaikan para penyaji materi dari Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang dan Anggota MPR.
 
Masyarakat Nagari Sulit Air yang merantau di berbagai daerah hingga luar negeri, pulang kampung untuk merayakan hari bersejarah tersebut.
 
Salah satu alasan peringatan Hari Jadi Negari Sulit Air diperingati adalah sejarah yang terjadi di Sulit Air, terutama berkaitan perjuangan fisik rakyat Padang melawan penjajahan Belanda.
 
Sejarah mencatat ada sejumlah peristiwa penting yang menjadi pertimbangan tersebut. Peristiwa pertama terjadi pada tanggal 25 Juli 1818. Pada saat itu tepatnya di hari Sabtu, Letnan Gubernur Jenderal Bengkulu, Thomas Stamford Raffles (1781-1826) dan rombongannya dalam perjalanan pulang dari Saruaso dan Pagar Ruyung (bekas istana kerajaan Minangkabau) yang dihancurkan Kaum Paderi, sampai di Simawang.
 
Raffles yang juga mantan gubernur jenderal Belanda ini setelah bersilaturahmi dengan Tuan Gadih (putri Mahkota Pagar Ruyung, kaum bangsawan yang tersisa dan kaum adat, ingin mengadakan pendekatan dengan kaum Paderi di Sulit Air.
 
Tujuannya tak lain untuk melancarkan menguasai tanah Minangkabau. Namun pimpinan kaum Paderi menolaknya.  
Peristiwa kedua, 20 April 1821, karena ditolak dan tidak tunduk, tentara Belanda mendemonstrasikan kemampuan militernya dengan menggempur Sulit Air. Penduduk Sulit Air memberikan perlawanan sengit selama satu hari.Belanda akhirnya mundur.
 
Peristiwa ketiga tahun 1871, ketika berdirinya Sekolah Gubernemen atau Gouvernement School di Kuto Tuo Sulit Air. Ini Sekolah Rakyat pertama yang kemudian berubah menjadi Sekolah Dasar (SD) IV Koto Tuo dan sekarang populer sebagai sekolah hibrida atau  percontohan sekolah dasar.
 
Hadir pada acara ini di antaranya Pangdam I Bukit Barisan, Bupati Solok, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Solok, dan artis ibukota Dorce Gamalama, perhimpunan SAS dalam dan luar negeri, dan lain-lain.
 
Editor: Surya