Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Melawan Aksi Keji Terorisme
Oleh : Opini
Jum'at | 29-04-2016 | 12:02 WIB

Oleh: Achmad Irfandi*

AKSI terorisme ternyata masih membayangi masyarakat Indonesia saat ini. Berbagai aksi serangan teroris masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia, hal ini menuntut segenap lapisan masyarakat dan aparat keamanan untuk sigap mengantisipasi dan mencegah aksi tersebut. Sampai kapan pun itu, aksi terorisme merupakan tindakan keji yang tidak pernah dibenarkan oleh agama apapun itu.

Pergerakan kelompok terorisme di Indonesia pada umumnya terbagi menjadi dua kelompok besar, yang pertama yaitu kelompok yang berkiblat kepada Al-Qaedah/Jabhat Al Nusrah dan kelompok yang berkiblat pada Daulah Islamiyah/ISIS. Kelompok Daulah Islamiyah di Indonesia dimotori oleh kelompok Mujahidin Indonesia Barat (MIB) dan Mijahidin Indonesia Timur (MIT) yang saat ini tergabung dalah kelompok Ansharu Daulah di bawah pimpinan Aman Abdurrahman dan Abu Bakar Baasyir.

Salah satu latar belakang kemunculan gerakan terorisme di Indonesia adalah berhubungan dengan pernyataan Abu Bakar Baasyir yang menyatakan bahwa “amaliyah sebaiknya dilakukan di negeri Syam dan Siria, tetapi apabila tidak mampu, dapat juga dilakukan dengan bergabung kelompok MIT di Poso, dan apabila tidak mampu juga, amaliyah dapat dilakukan di daerah masing-masing”, menyebabkan banyak warga negara Indonesia dan bahkan warga negara asing yang tertarik untuk melakukan jihad di Indonesia, seperti adanya imigran Uighur dan warga negara Turki yang bergabung dengan kelompok MIT di Poso.

Sehubungan dengan pernyataan tersebut, muncul berbagai pergerakan terorisme di Indonesia, salah satunya berbagai aksi yang terjadi di Poso. Aksi serangan baku tembak teroris terjadi di Poso, Sulawesi Tengah antara Tim gabungan TNI Polri dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso.

Dalam peristiwa itu, 2 terduga teroris Poso tewas. Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Rudy Sufahriady membenarkan kejadian tersebut. Dia menyebutkan, baku tembak terjadi di Desa Talabosa, Kecamatan Lore Piore, Kabupaten Poso, Selasa 15 Maret 2016 sekitar pukul 08.30 Wita. Dia mengatakan, kedua jenazah selanjutnya akan dievakusi dari tempat kejadian perkara atau TKP menuju Rumah Sakit (RS) Bhayangkara di Palu untuk proses identifikasi.

Salah satu alasan adanya aksi terorisme di Indonesia yang dilakukan oleh MIT didasari atas isu perbedaan agama antara pelaku dan target aksi teror. Dengan melihat kondisi tersebut, tentunya kita sebagai masyarakat Indonesia patut mencari titik persoalan yang menyangkut kemajemukan masyarakat Indonesia. Ketika perbedaan agama menjadi topik yang dipermasalahkan, maka solusi yang tepat untuk menangani masalah tersebut adalah dengan toleransi.

Adanya hubungan toleransi antar umat beragama yang baik harus selalu dijaga dan ditingkatkan serta dilestarikan. Kondisi ini dapat kita wujudkan dengan meningkatkan interaksi kita dengan berbagai umat beragama di Indonesia, sehingga kita memiliki pemahaman yang lebih tentang diri mereka.

Salah satunya adalah dengan cara saling mengunjungi atau bersilaturahmi ketika adanya salah satu umat yang merayakan hari besar keagaamaannya. Sebagai pihak yang merayakan hari raya keagamaan, kita juga harus tetap menghormati mereka yang tidak merayakannya. Misalnya dengan melakukan perayaan secara sederhana dan tidak berlebihan.

Tidak hanya itu, untuk meningkatkan rasa toleransi tersebut, kita juga bisa melakukan kegiatan pengamanan secara bersama-sama dengan melakukan kegiatan jaga malam atau ronda secara bersama-sama. Selain meningkatkan rasa toleransi, kegiatan tersebut juga akan meningkatkan kewaspadaan kita terhadap barbagai upaya atau pihak yang ingin mengacaukan situasi keamanan Indonesia.

Keamanan dan kekondusifan di Indonesia bukanlah milik golongan, pihak, atau umat beragama tertentu saja, melainkan milik seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, marilah secara bersama-sama kita tingkatkan rasa toleransi guna melawan dan meminimalisir tindakan terorisme di Indonesia.

*) Penulis adalah Pengamat Politik Ekonomi Indonesia