Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia dan Cina Ingin Tingkatkan Hubungan Keamanan
Oleh : Redaksi
Kamis | 28-04-2016 | 10:44 WIB
kerja-sama-indonesia-cina.jpg Honda-Batam

Indonesia dan Cina ingin tingkatkan hubungan keamanan (Sumber foto: Xinhua)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonesia dan Cina bermaksud meningkatkan kerja sama di bidang keamanan, kelautan dan investasi infrastruktur. Demikian dilaporkan kantor berita resmi Cina, Xinhua.

Sekalipun ada sedikit ketegangan sehubungan dengan penahanan kapal pencuri ikan asal Cina, Indonesia dan Cina menyatakan ingin meningkatkan kerja sama keamanan. Selain itu, kerja sama juga akan digalakkan di bidang kelautan dan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Pejabat Cina dan Indonesia sepakat untuk meningkatkan hubungan keamanan, kerja sama kelautan dan investasi infrastruktur, tulis kantor berita resmi Xinhua hari Selasa (26/04/2016).

Hal itu disepakati setelah beberapa minggu terakhir hubungan kedua negara diwarnai ketegangan berkaitan dengan penahanan kapal penangkap ikan Cina oleh TNI Angkatan Laut karena beroperasi secara ilegal di wilayah perairan Indonesia.

Laporan Xinhua diturunkan setelah pertemuan antara pejabat tinggi Cina Yang Jiechi dengan Menteri Koordinasi Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Luhut Pandjaitan. Menko Polhukam Luhut dijadwalkan mengunjungi Cina pekan ini.

Kedua negara akan memperkuat hubungan pertahanan, termasuk di dalamnya isu anti-terorisme, penegakan hukum, pengawasan narkotika dan kerja sama kelautan.

Jakarta dan Beijing disebutkan juga akan bekerja sama di bidang kereta api, listrik, pertambangan, aerospace, pertanian dan perikanan.

Angkatan Laut Indonesia beberapa waktu lalu terlibat ketegangan dengan penjaga pantai Cina, setelah kapal Indonesia berusaha menahan sebuah kapal pukat Cina yang dituduh melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan Indonesia tanpa izin.

Saat akan ditarik ke pelabuhan terdekat di wilayah perairan Kepulauan Natuna, kapal penjaga pantai Cina dengan sengaja menabrak kapal pukat itu untuk mencegah penahanan. Cina ketika itu mengklaim, para nelayannya beroperasi di "daerah penangkapan ikan tradisional" Cina. Hal itu segera dibantah oleh Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Indonesia tidak melibatkan diri dalam sengketa klaim dengan Cina di kawasan Laut Cina Selatan seperti negara-negara tetangganya, Filipina, Malaysia dan Brunei. Namun bersikeras, perairan di sekitar Kepulauan Natuna adalah wilayah teritorialnya. Cina belakangan mengakui kedaulatan Indonesia atas wilayah itu dan menerangkan, tidak ada klaim Cina atas daerah perairan tersebut.

Menteri Koordinator Polhukam Luhut Pandjaitan sebelumnya menerangkan, Indonesia akan menjaga hubungan baik dengan Cina, namun "tanpa mengorbankan kedaulatannya". (Sumber: Xinhua)

Editor : Udin