Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nurdin Pasang Patok Merangkai Pulau di Karimun
Oleh : Nursali
Jum'at | 22-04-2016 | 15:45 WIB
Nurdin-pasang-patok.jpg Honda-Batam

Pemasangan patok konektivitas di Kundur Utara oleh Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Kepri, Nurdin Basirun sebagai pertanda dimulainya mega proyek pembuatan jembatan untuk merangkai (konektivitas) pulau di Karimun dan daratan Riau hingga ke Malaysia (Foto: Nursali)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Mimpi mantan Bupati Karimun Nurdin Basirun yang kini menjabat Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Kepri untuk merangkai (konektivitas) pulau di Karimun dan daratan Riau hingga ke Malaysia dengan jembatan mulai diwujudkan. Rencana dibangunnya mega proyek itu ditandai melalui pemasangan patok konektivitas di Kundur Utara, Jumat (22/4/2016) lalu.

Pemasangan patok konektivitas di Kundur Utara itu sebagai titik awal dibangunnya jembatan penghubung antara Pulau Kundur dengan Pulau Belat dengan panjang 650 meter. Ikut memasang patok itu, Danrem 033/WP Brigjen TNI Madsuni, Ketua Komisi II DPRD Kepri Ing Iskandarsyah, Bupati Karimun Aunur Rafiq dan Wakil Ketua DPRD Karimun Azmi.

Kata Nurdin, konektivitas antar pulau itu dimulai dari pembangunan jalan pesisir timur di Pulau Karimun Besar, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan jembatan dari Pulau Karimun Besar-Pulau Parit dengan panjang 4 kilometer. Di Pulau Parit, dibangun akses jalan sepanjang 2,7 kilometer dengan lebar 25 meter.

"Dari Pulau Parit dibangun lagi jembatan ke Pulau Lumut dengan panjang 270 meter. Di Pulau Lumut dibangun akses jalan sepanjang 1,6 kilometer dengan lebar 25 meter. Antara Pulau Parit-Pulau Lumut dibangun jembatan 195 meter. Akses jalan Pulau Papan sepanjang 6 kilometer dengan lebar 25 meter," ungkapnya.

Kemudian, dari Pulau Papan dibangun jembatan ke Pulau Belat dengan panjang 240 meter. Di Pulau Belat dibangun akses jalan dari Sei Asam ke Sebele dengan panjang 12,8 kilometer dengan lebar 25 meter. Selanjutnya, dibangun jembatan Pulau Belat ke Pulau Kundur dengan panjang 650 meter.

"Untuk memudahkan akses masyarakat di Pulau Kundur, maka di sepanjang pulau tersebut dibangun jalan tanggul Tanjungbatu-Urung dengan panjang 16,5 kilometer dan lebar 30 meter. Dari Pulau Kundur akan dibangun jembatan ke Kabupaten Pelalawan, Riau di daratan Sumatera dengan panjang 15 kilometer," terang Nurdin.

Rangkaian mega proyek itu kemudian dilanjutkan dengan pembangunan jembatan dari Pulau Karimun Besar ke Pulau Karimun Anak dengan panjang 1,1 kilometer dan berakhir dengan pembangunan tunnel (terowongan bawah laut) dari Karimun Anak ke Tanjungpiai, Malaysia dengan panjang 17,5 kilometer.

Nurdin Basirun mengaku optimis pembangunan mega proyek yang akan menghabiskan anggaran ratusan triliun rupiah itu bisa terwujud.  Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah akan menggandeng pihak swasta, baik di Indonesia maupun yang ada di Malaysia. "Saya yakin proyek konektivitas ini akan terwujud," tuturnya.

Menurut Nurdin, ada beberapa nilai manfaat dari aspek konektivitas antar negara seperti, mempersatukan dan mengintegrasikan kepentingan negara-negara Asia yang melintasi batas-batas teritorial daratan, sungai dan lautan. Dalam isu globalisasi, ditandai dengan meleburnya pasar domestik ke pasar global, atau dikenal dengan era pasar bebas.

Manfaat dari aspek transportasi lokal adalah mengurangi travel time, mengurangi biaya operasional kendaraan (BOK), memperbesar kapasitas transportasi baik volume maupun ukuran kendaraan. Aspek manfaat ekonomi lokal adalah harga bahan mentah dan bahan jadi menjadi bersaing, kesempatan pemasaran produk daerah semakin besar. Dampaknya pada peningkatan sosial dan ekonomi masyarakat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Karimun Abu Bakar didampingi Sekretaris PU Mahyuddin dan Kepala Bappeda Karimun Djunaidy juga berkeyakinan mega proyek itu akan tetap dibangun, meski saat ini Karimun ataupun Indonesia secara keseluruhan mengalami defisit anggaran.

"Kami optimis proyek ini akan tetap dibangun, paling tidak untuk merangkai pulau-pulau yang ada di Kabupaten Karimun dulu dilaksanakan, baru kemudian ke daratan Riau dan Malaysia. Untuk mega proyek yang melibatkan antar provinsi dan negara itu, tentu butuh waktu yang lama, kalau tidak bisa 5 tahun, bisa jadi 10, 20 atau bahkan 50 tahun yang akan datang," ungkap Abu.

Abu Bakar juga menjelaskan, sebelumnya memang ada rencana pembangunan jembatan Kajori (Karimun Johor Riau) yang mengubungkan Riau, Kepri dan Malaysia. Namun, belakangan proyek itu diganti dengan pembangunan tunnel (terowongan) bawah laut yang menghubungkan Karimun Anak dengan Tanjungpiai, Malaysia dengan panjang 17,5 kilometer.

"Pembangunan tunnel lebih efektif dan efesien ketimbang pembangunan jembatan. Karena, untuk membangun jembatan antara Karimun dan Malaysia yang dibelah oleh Selat Malaka haruslah tinggi, karena perairan itu merupakan alur pelayaran terpadat di dunia yang dilayari oleh kapal-kapal besar. Sementara, tunnel akan lebih aman menggunakan MRT," tutupnya.

Editor: Udin