Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Mampu Arungi Laut, Jangan Jadi Pemimpin Kami
Oleh : Nur Jali
Jum'at | 22-04-2016 | 10:19 WIB
plantar.jpg Honda-Batam
Anggota DPRD Lingga saat blusukan ke pulau-pulau di Lingga (Foto: Nur Jali)

PROVINSI Kepri merupakan wilayah dengan luas lautnya lebih luas dibandingkang daratan. Maka itu, jadi pemimpin di Kepri harus sosok yang mampu mengarungi lautan. Hal ini juga menjadi keharusan untuk pemimpin di Kabupaten Lingga.


"Tak mampu mengarungi laut, jangan jadi pemimpin kami," celetuk Iman Arifandy, seorang jurnalis kelahiran Mande, Riau, saat ikut dalam rombongan yang terjebak di laut Bakau, Desa Pelakak, Kabupaten Lingga, beberapa waktu lalu.

Entah berkah entah musibah bagi Kabupaten Lingga, di tahun 2016, negeri yang berjuluk Bunda Tanah Melayu yang dikelilingi lautan dan pulau itu, menjadi suatu tantangan tersendiri bagi para pemimpin di Kabupaten Lingga, jika ingin melihat langsung kondisi masyarakatnya.

Semangat kerja para nakhoda di tanah Melayu ini, diuji dengan keberanian mereka menerjang ombak di lautan.

Baru-baru ini, kejadian yang sempat menghebohkan masyakat Kabupaten Lingga, terjadi pada Rabu (06/03/16). Saat itu, speedboat yang membawa rombongan Ketua DPRD Lingga, anggota Komisi I DPRD Lingga Neko Wesha Pawelloy, Seiny, Camat Singkep Barat dan lima orang wartawan, terdampar hingga berjam-jam di lumpur Bakau di laut Desa Langkap.

Sebelumnya, kejadian serupa juga dialami oleh Wakil Gubernur Kepri, Bupati Lingga serta Wakil Bupati Lingga, saat ingin berkunjung ke Pekajang, diterpa badai ombak yang tinggi. Sehingga membuat rombongan harus menginap hingga subuh, baru sampai ke Ibukota.

Banyak yang bimbang kala itu, karena komunikasi di wilayah tersebut sangat sulit didapat, berbagai argumen pun muncul, tapi syukurlah dengan kebijakan sang nakhoda, Nurdin Baisrun seluruh rombongan kembali dengan selamat.

Di antara dua kejadian di tahun yang sama tersebut, mengisahkan tingginya resiko bagi para pemimpin di Kepri dan Kabupaten Lingga, jika ingin blusukan seperti trend yang ada saat ini sering dilakukan para pemimpin.

Bahaya memang tidak mengenal, dimana kita berada dan kapanpun waktunya, namun laut bukanlah daratan yang dapat kita tempuh dengan rambu-rambu yang lengkap dan kita bisa berhenti seenaknya, harus ada keahlian khusus untuk mengarungi ombak di lautan.

"Resiko kami sebagai wakil rakyat, tapi saya sendiri selalu siap dengan berbagai resiko saat melintasi laut, itu harus dilakukan karena jarak tempuh melalui laut lebih cepat dibandingkan lewat daratan," kata Neko Wesha Pawelloy, sekretaris Komisi I DPRD Lingga ini.

Hobi blusukan Plt Gubernur Kepri, Nurdin basirun dan Bupati Lingga, Alias Wello, kini dicontoh oleh Ketua DPRD Lingga yang baru saja dilantik yaitu Riono. Mungkin sejak Kabupaten Lingga berdiri, sangat jarang kita melihat Ketua DPRD yang mau turun langsung dari kampung ke kampung.

"Saya hobi mancing, jadi laut sudah sangat akrab, kalau takut dengan laut di Lingga ini kita tidak akan dapat berbuat banyak, karena semuanya harus ditempuh melalui jalur laut," kata Riono.

Mengarungi lautan, menerjang ombak dan singgah dari satu pelantar ke pelantar lainnya, dari pelantar yang hampir roboh sampai pelantar beton yang serba kokoh akan menjadi makanan lutut para pemimpin di Kepualauan Riau dan Kabupaten Lingga khususnya.

"Resiko di laut memang lebih besar, tapi selama niat kita untuk masyarakat, jangankan mengarungi laut, berenang sekalipun harus kita lakukan. Yakinlah, niat baik kita akan membuahkan hasil yang baik pula," kata Bupati Lingga, Alias Wello .

Satu bulan belakagan ini, di Laut Kabupaten Lingga sudah terjadi dua musibah yang menewaskan nelayan di laut. Bahkan waktu itu, Wakil Bupati Lingga, Muhammad Nizar juga ikut mencari. Wajar saja di laut kita harus lebih hati-hati, jika melihat kondisi geografis Kabupaten Lingga yang memiliki luas daratan 2.117,72 km2 (1 persen) dan lautan 209.654 Km2 (99%) hal ini tidak akan dapat kita elakkan lagi.

Semoga laut tetap menjadi sahabat kita, dan para pemimpin tetap semangat menerjang ombak dan mengarungi lautan demi mewujudkan Lingga terbilang.

Editor: Udin