Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ilmuwan Inggris Nyatakan Great Barrier Reef Hadapi Bahaya Serius
Oleh : Redaksi
Jum'at | 08-04-2016 | 13:54 WIB
great_barrier_reef_dw.jpg Honda-Batam
Great Barrier Reef, (Sumber foto: Deutsche Welle)

BATAMTODAY.COM - Panel Pakar Independen Terumbu Karang 2050 diterjunkan untuk mengevaluasi pemutihan global yang tengah berlangsung di situs terumbu karang Great Barrier Reer. Mereka menilai situs warisan dunia itu dalam kondisi bahaya yang serius dan terancam punah dalam beberapa dekade mendatang.

Menteri Lingkungan Federal Australia, Greg Hunt  mengakui pemutihan global yang terjadi di hamparan terumbu karang Great Barrier Reef  "besar dan penting".

Pernyataan itu disampaikan usai mendengarkan pemaparan dari Panel Pakar Independen Terumbu Karang 2050 mengenai event pemutihan yang terjadi di situs terumbu karang kebanggan Australia.

Penegasan Greg Hunt ini memperkuat pernyataan sebelumnya dari ilmuwan Inggris Sir David Attenborough yang mendeklarasikan kalau terumbu karang Great Barrier Reef dalam bahaya yang serius.

"Event pemutihan terumbu karang Acara ini masih belum selesai dan tingkat terparah dari dampak pemutihan ini mungkin masih baru akan terjadi pada beberapa pekan lagi," kata Menteri Greg Hunt.

Menurutnya pemutihan yang paling parah telah diamati di antara Cape York dan Cooktown pada bagian utara jauh dari situs hamparan terumbu karang karang terluas di dunia ini.

Dampak parah ini semakin meningkat antara Cooktown dan Tully dengan tingkat pemutihan dari menengah hingga parah.

"Jika gangguan besar seperti peristiwa pemutihan ini terjadi lebih teratur, ini akan mempengaruhi kemampuan karang untuk pulih," kata Hunt.

Pemutihan karang terjadi karena kenaikan suhu air laut.
 
Pemutihan dapat membunuh atau menghambat pemulihan karang.

Dalam program dokumenter yang ditayangkan ABC pekan ini, Sir David mengatakan meskipun Great Barrier Reef terbukti memiliki ketangguhan menghadapi pemutihan ini, namun demikian kawasan yang masuk daftar situs warisan dunia UNESCO sejak 1981 itu berada dalam ancaman bahaya yang serius.

"Ancaman bahaya ganda yang dibawa oleh perubahan iklim berupa peningkatan suhu laut dan keasaman mengancam keberadaan Great Barrier Reef," kata Sir David.
 
"Apakah kita benar-benar hanya memiliki sedikit kepedulian tentang bumi tempat kita hidup bahwa kita tidak ingin melindungi salah satu keajaiban terbesarnya dari konsekuensi perilaku kita."
 
Otoritas Taman Laut Great Barrier Reef Marine direncanakan akan merilis laporan hasil kajian terakhir mengenai kondisi terumbu karang ini dalam waktu dekat.
 
Direktur Eksekutif, Institut Ilmu Kelautan Australia, John Gunn mengatakan sementara telah terjadi pemutihan di bagian utara Great Barrier Reef, telah juga terjadi beberapa pertumbuhan di tempat lain.
 
"Di selatan, kami telah melihat terumbu karang baru yang jumlahnya hampir dua kali lipat dari yang terakhir kami lihat pada 2012," kata Gunn.
 
"Dari bagian dasar yang benar-benar rendah yang menjadi lokasi yang paling parah terkena pemutihan pada event sebelumnya, tetapi kini kondisinya telah kembali pulih dan cukup menggembirakan.
 
"Terumbu karang di bagian tengah juga telah kembali pulih juga."
 
Tapi Gunn mengatakan tutupan karang memang sudah jauh berkurang di bagian utara karang.
 
"Secara umum kita bisa melihat ini merupakan dampak, sebagaimana tahun 2012, badai, pemutihan dan mahkota duri merupakan pembunuh utama dari Great Barrier Reef," katanya.

Sumber: ABC Radio Australia
Editor: Dodo