Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Risiko Inflasi di Provinsi Kepri yang Perlu Diantisipasi
Oleh : Roni Ginting
Kamis | 07-04-2016 | 14:24 WIB
inflasi.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang juga Ketua II TPID Kepri, Gusti Raizal Eka Putra menjelaskan beberapa risiko inflasi yang perlu diantisipasi.

Hal pertama adalah terbatasnya pasokan bahan pangan dari sentra produksi yang dipengaruhi pergeseran musim tanam akibat El Nino 2015. Lalu potensi La Nina pada pertengahan tahun menimbulkan potensi bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah penghasil bahan makanan, khususnya di Jawa. 

"Kondisi ini berisiko menganggu pasokan bahan makanan ke Kepri," kata Gusti Raizal, Kamis (7/4/2016).

Selain itu, kata Gusti,yang perlu diantisipasi adalah potensi kenaikan permintaan memasuki bulan puasa pada Juni 2016, perlu dimitigasi sejak dini. "Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus meningkatkan koordinasi untuk memitigasi risiko inflasi dan menjaga ketersediaan bahan pangan strategis," terangnya.

Ia juga menjelaskan beberapa rekomendasi TPID terkait pengendalian inflasi ke depan antara lain melakukan identifikasi pulau-pulau hinterland yang memiliki potensi dikembangkan menjadi lahan pertanian, peternakan (sapi, unggas), maupun perikanan (budidaya ikan laut dan ikan air tawar).  

"Membuka persawahan di daerah-daerah yang potensial untuk penanaman padi, seperti di Natuna dan Lingga," terang Gusti Raizal.

Ia melanjutkan, tindakan lainnya yang bisa dilakukan yakni mendorong kegiatan urban farming yang lebih masif, antara lain dengan memberikan pelatihan hidroponik pada level rumah tangga dan memberikan bantuan bibit tanaman. 

"Mendorong dilakukannya program green building (menggunakan tanaman bahan pangan penyumbang inflasi) pada gedung-gedung perkantoran di wilayah Kepri," tuturnya.

Tindakan antisipasi lainnya dengan mengelola ekspektasi inflasi masyarakat melalui iklan edukasi inflasi, siaran pers, maupun talkshow radio dan televisi, mendorong percepatan revitalisasi pasar induk di Batam dan Tanjungpinang.

"Mendorong stabilisasi harga melalui kegiatan operasi pasar dan pasar murah dan mengembangkan sistem informasi harga berbasis web di Batam dan Tanjungpinang," tutup Gusti Raizal.

Editor: Dodo