Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Meski Dilarang, Aktivitas Penambangan Pasir di Batumergong Jalan Terus
Oleh : Hadli
Selasa | 05-04-2016 | 17:26 WIB
tambang-mergong.jpg Honda-Batam
Aktivitas penambangan pasir ilegal di Batumergong. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kendati penambangan pasir ilegal di Batumergong, Batubesar telah ditertibkan Polda Kepri pada pekan lalu, aktivitas pengerusakan lingkungan itu masih terjadi. 

Berdasarkan pantauan BATAMTODAY.COM, Selasa (5/4/2016) pagi, aktivitas penambangan pasir cuci yang berada di perbukitan belakang Mapolda Kepri masih berlangsung. Setidaknya terdapat empat titik yang ditemukan dalam penelusuran. 

Titik pertama, lokasinya tidak jauh dari puluhan hektare lahan tepi pantai yang ditambang mendapat penutupan oleh Polda Kepri. TKP selanjutnya juga terlihat titik penambangan hingga tiba di samping gapura Kampung Tua Teluk Mata Ikan. Masing-masing berjarak 100 sampai 500 meter. 

Cara melakukan penambangan pasir ilegal di lokasi ini dengan menyemprotkan air ke bukit. Air wana kuning bercampurkan pasir dan tanah liat secara otomtiis mengalir ke bawah yang terdapat tempat penampungan. 

Pasir bukit akan tertinggal dalam wadah. Sementara air yang kuning tetap dialirkan ke ke bawah hingga menuju laut, seperti yang terlihat di jembatan kecil Kampung Tua Bemban, Batubesar. Air lumpur berwarna kuning deras mengalir. 

Dari empat lokasi, di antaranya yang bereda lokasi samping gapura Teluk Mata Ikan. Karena pasir yang diambil merupakan danau kecil di sekitar permukiman warga dengan cara selang yang besar dimasukkan ke dalam air guna menyedot pasir. 

Salah seorang pelaku penambangan pasir ilegal menuturkan, dengan terpaksa melanggar larangan penambangan pasir yang disampaikan polisi beralasan untuk memenuhi kebutuhan dapur dengan gaji 150 ribu per hari. Baca: Polda Kepri Stop Penambangan Pasir Liar di Batam

"Mesin dan alat-alat ini semuanya punya tauke dititipkan kepada kami untuk melakukan penambangan pasir. Terpaksa, karena karena tidak ada pekerjaan lain," kata pria setengah baya itu menolak menyebutkan namanya. 

Editor: Dodo