Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jakarta Sedang Test The Water di Batam
Oleh : Gokli Nainggolan
Sabtu | 02-04-2016 | 16:43 WIB
nampat_silangit.jpg Honda-Batam
Direktur Eksekutif Batam Monitoring, Nampat Silangit. (Foto: Dok Batamtoday.com) 

KEPUTUSAN Rapat Dewan Kawasan (DK) PBPB Batam di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016 petang, yang menghasilkan sejumlah nama sebagai pejabat Badan Pengusahaan (BP) Batam, sejatinya adalah "test the water". Bernarkah? Berikut pandangan Direktur Eksekutif Batam Monitoring, Nampat Silangit yang disampaikan kepada wartawan BATAMTODAY.COM, Gokli Nainggolan. 

Tidak terlalu mengejutkan, jika rapat DK yang dihadiri seluruh anggota dan para menteri terkait di kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016) petang lalu, menyingkirkan semua nama kandidat dari Kepri. Padahal, Gubernur Kepri Muhammad Sani mengusulkan nama mantan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Marsetio. Saat ini, Marsetio telah diangkat menjadi Staf Khusus Gubernur Kepri.  

Kemudian, Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak mengusulkan mantan Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo. Selanjutnya, Walikota Batam, H. Muhammad Rudi mengusulkan mantan Walikota Batam Ahmad Dahlan. Tapi, nama Ahmad Dahlan ini sudah tereliminasi pada rapat Rabu, 23 Maret 2016 lalu. 

Tapi apa hasilnya? Yang terpilih dalam rapat tersebut adalah, mantan Duta Besar RI untuk Norwegia, Hatanto Reksodipoetro. Nama inilah yang akan dipercaya oleh DK Batam untuk memimpin BP Batam, menggantikan Mustofa Widjaja. Sementara Wakil BP Batam dipercayakan kepada Agus Tjahajana, menggantikan Jon Arizal.

Posisi deputi masing-masing, dipercayakan kepada deputi satu petinggi di Kementerian Keuangan yang namanya masih disimpan. Deputi dua Junino Yahya; Deputi tiga Rc Eko Santoso Budianto; Deputi empat Purba Robert Mangapul Sianipar; dan Deputi lima Gusmardi Bustami.

Praktis, tidak ada satu pun nama "putra daerah" Kepri yang dipercaya untuk duduk di BP Batam. "Inilah strategi Jakarta untuk test the water, apakah masyarakat Batam diam saja atau justru bergolak," ujar Nampat Silangit. 

Padahal, tambahnya, sesungguhnya yang paham esensi permasalahan di Batam itu tentulah orang Batam sendiri. Bukannya tidak pecaya dengan para pejabat dari Jakarta. "Tapi apa salahnya disediakan satu atau dua posisi untuk diisi pejabat dari Batam. Karena merekalah yang memahami persoalan di Batam itu," tegasnya lagi. 

Untungya, nama-nama tersebut belum diputuskan oleh Presiden Jokowi. Apakah semua nama yang diusulkan DK tersebut diterima oleh Presiden Jokowi atau sebagian. "Inilah permainan Jakarta, test the water. Jika kita semau bungkam dan diam saja, maka Jakarta akan terus dengan skenario mereka itu."

Jadi, pilihannya terserah kepada kita semua!

Editor: Dardani