Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

To Laut Hanya Untungkan Pengusaha

Harga Sembako di Anambas Melambung Tinggi
Oleh : Alfredi Silalahi
Selasa | 01-03-2016 | 11:07 WIB
tol_laut_liputan6.jpg Honda-Batam
Keberadaan tol laut dinilai tak mendatangkan manfaat bagi warga Anambas seiring dengan masih tingginya harga kebutuhan pokok di daerah tersebut. (Sumber foto: Liputan6.com)

BATAMTODAY.COM, Tarempa -  Keberadaan tol laut dinilai kurang bermanfaat bagi masyarakat Anambas. Para pengusaha yang bermodal banyak semakin beruntung. Mereka bisa meraup untung lebih besar, karena untuk membeli sembako dari tol laut harganya sesuai pasaran toko-toko seperti yang berada dikota besar,tetapi harga jualannya tinggi. Hal ini membuat banyak warga jengkel terhadap sikap para pengusaha.

Alvian, salah seorang warga Tarempa mengatakan tidak semua warga sanggup membeli harga sembako tersebut. "Kita membeli beras kepada pihak tol laut susah,karena para pengusaha sudah memborongnya. Jadi kita tetap membeli beras mahal,kita tahu modalnya paling Rp 200.000 per karung,tetapi toh juga dijual dengan harga Rp 315.000 per karung. Jadi masuknya tol laut hanya menguntungkan para pengusaha," jelasnya Selasa (1/3/2016)

Alvian menambahkan di saat seperti inilah Disperindagkop dan UKM untuk meninjau pasaran, agar menyesuaikan harga jual sembako di Anambas.

"Seharusnya pemerintah turun meninjau harga jual sembako. Karena para pengusaha itu menjualnya tidak sesuai. Masa sama harganya dari Tanjungpinang dan Jakarta," jelasnya

Di sisi lain, kelangkaan telur juga dirasakan warga maupun pedagang. Kelangkaan ini sudah terjadi kurang lebih tiga minggu. Fenomena seperti ini sering terjadi setiap tahunnya. Kelangkaan ini terjadi pada saat musim Angin Utara.

Pasalnya pada musim ini, angin bertiup begitu kencang dan ombak bisa mencapai 4 hingga 5 meter. Sehingga menyulitkan sejumlah kapal laut pembawa sembako sulit menjangkau Anambas. Saat seperti ini hanya bisa dijangkau oleh kapal besar seperti bukit raya dan tol laut. Sehingga pasokan telur menjadi sering telat.

"Telur sudah tidak ada lagi semenjak ombak kencang, kurang lebih 20 hari yang lalu," kata seorang pedagang, Hizkia.

Hizkia mengatakan, hari ini telur tersedia tapi jumlahnya terbatas. Telur yang didatangkan dari Kalimantan itu jumlahnya tidak banyak hanya sekitar 50 ikat atau sekitar 250 papan. Ia membeli seharga Rp260 ribu per ikat atau Rp 52 ribu per papan. Kemudian dijual dengan harga Rp60 ribu per papan.

"Tidak semua pedagang kebagian telur. Tadi kami jual cuma 50 ikat (250 papan) saja, sekarang sudah habis. Paling 30 menit sudah habis karena banyak sekali yang beli," jelasnya.

Karena telur langka, harga telur naik hingga Rp60 ribu per papan. Sementara di saat pasokan telur lancar harganya berkisar Rp40 ribu per papan.

Editor: Dodo