Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perayaan Hari Valentine Ditolak di Indoensia

Siapa yang belum tahu Sejarah Valentine, Begini Kisahnya
Oleh : Redaksi
Minggu | 14-02-2016 | 10:25 WIB

HARI VALENTINE  (bahasa Inggris: Valentine's Day) atau disebut juga Hari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat.


Namun, perayaan Hari Valentine kini tak hanya diperingati negara barat saja, melainkan sudah seluruh belahan dunia, termasuk di negara-negara Islam dan penduduk muslim terbesar seperti Indonesia.

Valentine yang bernakna Hari Raya Valentinos sebagai perayaan cinta dan kasih sayang yang dahulu diperingati oleh Gereja Anglikan Gereja Ortodok Timur dan Gereja Lutheran.
Budaya Kristen ini biasa diperingati oleh Gereja Katolik pada tanggal 14 Pebruari dan pada tanggal 7 Juli oleh Gereja Ortodoks. Namun, perayaan Valentine lebih banyak dilakukan pada 14 Pebruari.

Dewasa ini perayaan Valentine tidak hanya sekedar mengirim kartu ucapan dan hadiah, berkencan atau layanan gereja, tapi juga menjurus pada prilaku seks menyimpang atau tindakan negatif lainnya seperti penyalahgunaan narkoba, serta pergaulan bebas guna menunjukkan kasih sayangnya terhadap pasangannya.

Hal inilah yang memicu penolakan keras dari kalangan Muslim di Indonesia seperti Majelis Ulama Indonesia, organisasi massa Islam, kalangan pendidik, bahkan para orang tua dan pelajar sendiri, termasuk oleh mayarakat Kepulauan Riau. Aksi penolakan terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan agar remaja Indonesia menolak merayakan hari kasih sayang atau hari valentine yang akan jatuh pada 14 Februari mendatang. Sebab, valentine dianggap tidak sesuai dengan nilai dan norma negara dan agama.

Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, mengatakan, hari valentine bukan merupakan budaya yang lahir dan tumbuh dari akar budaya Indonesia. Oleh karena itu, budaya valentine sangat bertentangan dengan nilai luhur bangsa Indonesia.

"Kalau kasih sayang itu berasal dari nilai dan norma agama tentu sangat dibolehkan, tapi kan valentine tidak," kata dia belum lama ini.

Menurutnya, kasih sayang yang diperbolehkan adalah berdasarkan atas rahmat Allah SWT. Sedangkan, kasih sayang yang digembar-gemborkan pada perayaan valentine lebih menjurus pada kasih sayang yang tanpa norma dan nilai.

"Jalankan saja kasih sayang yang sebagaimana telah diajarkan dalam Islam," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan batas kasih sayang berasal dari konsep keimanan. Kasih sayang sesungguhnya tidak boleh disimpangkan menjurus ke arah yang negatif, seperti yang selama ini identik dengan valentine.

"Kasih sayang dalam keimanan hakekatnya, misal, tidak boleh saling membenci dengan sesama umat beragama," jelasnya.

Sejarah Valentine
Perayaan Hari Valentine Asosiasi pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dahulukala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. 

Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jejalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. 

Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.

Gereja hapus Valentine
Perayaan kemudian berlanjut sebagai Hari Raya Geraja Valentinos.  Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908). Nama Valentinus paling tidak merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda, yakni. seorang pastor di Roma,  seorang uskup Interamna (modern Terni), seorang martir di provinsi Romawi Africa.

Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus.

Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.

Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836. 

Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.

Hari raya ini kemudian dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal usulnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.

Guru ilmu Gnostisisme yang berpengaruh Valentinius, adalah seorang calon uskup Roma pada tahun 143. Dalam ajarannya, tempat tidur pelaminan memiliki tempat yang utama dalam versi Cinta Kasih Kristianinya. Penekanannya ini jauh berbeda dengan konsep... dalam agama Kristen yang umum. 

Stephan A. Hoeller, seorang pakar, menyatakan pendapatnya tentang Valentinius mengenai hal ini: "Selain sakramen permandian, penguatan, ekaristi, imamat dan perminyakan, aliran gnosis Valentinius juga secara prominen menekankan dua sakramen agung dan misterius yang dipanggil "penebusan dosa" (apolytrosis) dan "tempat pelaminan"..."

Berasal dari Perancis dan Inggris
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. 

Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa,  For this was sent on Seynt Valentyne's day ("Untuk inilah dikirim pada hari Santo Valentinus"), When every foul cometh there to choose his mate ("Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya")

Pada zaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari ini dan memanggil pasangan mereka "Valentine" mereka. 

Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi pernaskahan British Library di London.

Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada zaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa: Sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (orang suci dalam ajaran Katolik), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis, "Dari Valentinusmu".

Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.

Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.

Hari Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. 
Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 - 1904) dari Worcester, Massachusetts. 

Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. 
Perayaan Valentine dimulai di Inggris dengan bertukar kartu dalam berbentuk hati dan bergambar sayap. Bahkan The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun.

Hal ini membuat Hari Raya Valentinos merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.

Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.

Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya Valentine itu merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.

Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka ataupun teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya. (dari berbagai sumber)

Editor : Surya