Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Turki Ingin Belajar Demokrasi dan Sistem Presidensil di Indonesia
Oleh : Surya
Jum'at | 12-02-2016 | 09:45 WIB
IMG_20160211_151830.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Dube Turki untuk Indonesia Zekeriya Akcam

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, Turki ingin belajar sistim demokrasi dan pemerintahan di Indonesia, yang juga menganut sistem presidensil.


"Turki tertarik dengan Indonesia sebagai negara demokrasi yang besar, yang di dalamnya banyak partai. Ada partai agama, dan ada partai nasionalis. Karena itu, Turki mengundang kita untuk hadir ke negara pimpinan Erdogan (PM Turki Recep Tayyip Erdogan) itu,”  kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid di Jakarta, Kamis (11/2/2016) petang.

Di sela-sela menerima Dubes Turki untuk Indonesia Zekeriya Akcam, Hidayat mengatakan, sebagai negara yang sedang menuju penguatan sistem Presidensil, belajar dari demokrasi yang berjalan di Indonesia. 

"Kalau kita ingin peningkatan electoral thresdhold, tapi Turkei ingin menurunkan. Mereka ingin menambah partai, kira-kira nanti 7 persen," katanya.

Menurut Dubes Turki Indonesia merupakan negara yang unik dengan penduduk Islam terbesar di dunia, multi partai, namun tidak ada konflik.

"Karena itu, di sinilah pentingnya hubungan antar parlemen, selain hubungan dengan pemerintahan yang kuat, parlemen juga kuat," katanya.

Hidayat menambahkan, dengan hubungan parlemen Indonesia dengan pemerintahan Turki Indonesia yang kuat, maka hubungan kerjasama kedua negara bertambah baik.

"Kita bisa ddiperkuat lagi, misalkan soal pemberantasan terorisme, pengungsi, pengentasan kemiskinan, ekonomi, pembentukan undang-undang dan lain sebaigainya," ujar Hidayat.

Dalam waktu dekat, lanjut, delegasi MPR, BKSAP dan kelompok-kelompok yang tertarik studi masalah Turki akan berkunjung negara tersebut, guna saling tukar pengalaman berdemokrasi. 

"Dan delegasi dari Turki juga akan ke Indonesia untuk tujuan yang sama," katanya.
 
Editor : Surya