Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Deretan Nomor Mobil Cantik di Australia, Ada Jokowi RI 1
Oleh : Redaksi
Rabu | 13-01-2016 | 10:30 WIB
Plat-mobil-windu-jokowi-ABC.jpg Honda-Batam
Windu Kuntoro dengan putrinya Freya bersama mobilnya dengan plat nomor JOKOW1. (Sumber foto: Windu Kuntoro via ABC Radio Australia)

BATAMTODAY.COM - Nomor plat mobil yang cantik biasanya sering dianggap sebagai simbol 'kesuksesan' ataupun gengsi pemiliknya. Di Indonesia, sering ditemukan mobil dengan plat nomor yang unik dan lucu. Namun konon, untuk mendapatkan plat nomor mobil cantik ini dibutuhkan biaya yang tak sedikit.

Hobi menggunakan plat nomor mobil cantik tak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di negara tetangga, Australia. Seperti dilaporkan ABC Radio Australia, di negara tersebut, pemilik kendaraan terutama mobil boleh memilih sendiri plat nomor yang mereka inginkan, dengan membayar biaya tambahan. Beberapa warga Indonesia menggunakan kesempatan itu, dan diantaranya ada yang memiliki plat nomor Jokow1 RI 1.

pemilik kendaraan terutama mobil boleh memilih sendiri plat nomor yang mereka inginkan, dengan membayar biaya tambahan. Beberapa warga Indonesia menggunakan kesempatan itu, dan diantaranya ada yang memiliki plat nomor Jokow1 RI 1.

Bagaimana proses pembuatan plat nomor khusus tersebut?

"Di Victoria kita tidak perlu  repot repot datang ke VicRoads (Samsatnya Victoria), cukup dengan aplikasi online yang disediakan oleh VicRoads. Ketentuannya, plat nomer yang diajukan belum pernah dipakai oleh orang lain, Tidak mengandung unsur SARA, pemohon belum pernah terlibat dalam tindak pidana dan harus membayar sejumlah uang tertentu ketika disetujui." kata Windu.

"Proses pembuatan sekitar 5 (lima) hari kerja tanpa harus mengambil fisik pelat nomernya, Vic Road akan mengirimkan lewat pos. Biayanya sekitar 500 dolar (Rp 5 juta)." tambah Windu. 

Memiliki plat nomor nama Presiden Indonesia tersebut ternyata juga membawa cerita tersendiri bagi Windu Kuntoro.

"Ketika pemerintah Indonesia pasca hukuman mati warga negara Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, beberapa kali saya menjumpai wajah wajah yang tidak suka ketika saya sedang dijalan, di pompa bensin dan ditempat parkir. Tapi hanya pada saat itu saja."

"Namun di sisi lain, yang saya suka, hampir setiap teman ataupun orang Indonesia yang sedang mengunjungi Melbourne menjadikan pelat  nomer ini sebagai objek foto." tambah Windu.

Bila Jokowi ada di Victoria, di negara bagian New South Wales, seorang warga Indonesia yang meminta namanya tidak disebutkan memiliki plat nomor Ri 1 untuk mobil Jeepnya. 

Menurutnya, dia sudah memiliki plat nomor tersebut selama tiga tahun terakhir.

Pada dasarnya di seluruh negara bagian di Australia masing-masing otorita yang mengurusi masalah kendaraan mengijinkan pemilik kendaraan memilih plat nomor yang mereka kehendaki.

Untuk itulah Maria Leeds, seorang warga Indonesia yang tinggal di Melbourne memilih plat nomor PENARI untuk mobil Mercedesnya.

Maria adalah penari yang banyak menampilkan tarian-tarian asal Indonesia dalam berbagai pertunjukkan budaya.

"Plat nomor ini adalah hadiah ulang tahun ke-40 dari pasangan saya. Saya kan penari, dan sudah lama saya ingin beli plat nomor bertuliskan penari ini." kata Maria.

"Saya memang sudah lama mencari sesuatu untuk mobil saya yang menggambarkan tentang saya dan Indonesia. Pertama saya mau memilih nama NGAWI sebagai kota kelahiran. Namun kemudian kurang sreg. Lalu saya ngobrol dengan Tony. Karena saya dikenal sebagai penari. maka saya kemudian memutuskan menggunakan plat nomor tersebut." kata Maria lagi.

Menurut Maria, dengan plat nomor Penari ini dia berusaha memperkenalkan Indonesia lebih jauh lagi lewat mobil yang dimilikinya.

"Paling tidak orang-orang di sini ketika melihat plat mobil saya akan mengeja Penari. Nah dengan secara tidak langsung berarti saya mengajarkan bahasa Indonesia kepada mereka. Cuma yang lucunya ada juga yang bertanya apa Penari adalah nama keluarga saya." kata Maria.

Di ibukota Australia Selatan, Adelaide, Budiharto, seorang guru bahasa Indonesia di sana memilih plat nomor SENIK 4 untuk mobil Subaru yang dimiliknya.

Plat nomer ini kira kira sudah 8 atau sembilan tahun. Maunya, bunyi platnya “YU SENIK” tapi ada keterbatasan, saya mau plat nomer yang terjangkau dan tak harus bayar ongkos tahunan." katanya.

"Untuk memenuhi “selera” itu, maka saya memilih plat nomor “personalised”. Kalau tidak salah saya membayar waktu itu 76 dolar, untuk sekali saja. Plat nomer “personalised” terdiri dari enam digit dan harus kombinasi huruf-angka (5h 1a, 4h 2a, dst.). Angka 4 saya ambil dari jumlah anggota keluarga." katanya lagi.

Mengapa memilih nama "Yu Senik" atau "Senik"?  Budiharto memiliki penjelasan filosofis mengenai pilihan nama Senik tersebut.

“Senik ” bagi saya, menjadi representasi posisi, nilai dan dialog gagasan yang terjadi di dalam kepala saya. Dalam tradisi pedesaan jawa, Senik menjadi salah satu “paraban”, nick name, biasanya untuk perempuan."

"“yu” dalam yu senik, hendak menegaskan jekel penyandang paraban itu. dengan demikian, paraban “yu senik” akan membangkitkan asosiasi tentang: perempuan, udik, dan karenanya sering dikaitkan dengan sifat ‘kampungan’. dalam strata sosial indonesial modern, “yu” [senik] akan membangkitkan asosiasi tentang bedinde dari jawa yang mengabdi pada keluarga modern atau orang “jawa” yang menggeluti kerja sektor informal di kota besar: penjual jamu gendong, penjual sayuran atau jajanan di pasar, tukang cuci dan profesi sejenis yang hanya dilakukan oleh orang kampung [dan jawa]. 

"Tiga asosiasi itu kalau dijadikan predikat dari subyek ‘kamu’, maka kalimat/pernyataannya akan bersifat merendahkan seperti : [dasar kamu] perempuan!, [kamu] udik!, [kamu] kampungan. tetapi kalau subyek ‘saya’  maka kalimat/pernyataannya akan adanya rasa percaya diri (confidence): saya memang perempuan. saya udik dan kampungan. " tambah Budiharto.

"Meskipun ‘yu senik’ adalah tokoh rekaan saja, membicarakan tokoh ini di luar habitatnya berarti mengetengahkan yang pinggiran perempuan, udik/kampungan, pekerja kasar/labourer. " demikian Budiharto.

Sumber: ABC Radio Australia