Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sensasi Nangkap Ikan dengan Tangan Telanjang
Oleh : Nur Jali
Selasa | 12-01-2016 | 08:00 WIB
Singkep_Barat-20160105-01426.jpg Honda-Batam
Pantai Desa Moroktua, Dabosingkep, tempat nyuluh yang sensasional. (Foto: Nur Jali)

NYULUH. Demikian masyarakat pesisir di Desa Moroktua, Dabosingkep biasa menyebutnya. Aktivitas di malam hari yang penuh sensasi. Termasuk, sensasi menangkap ikan dengan tangan telanjang. Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Nur Jali dari Dabosingkep, Kabupaten Lingga.  


Dulu, sebelum alat tangkap ikan semakin modern, nyuluh adalah kegiatan rutin menyambung hidup masyarakat pesisir di Desa Moroktua. Lalu, nyuluh pun ditinggal dan dilupa. Karena, menangkap ikan dengan alat modern hasilnya lebih banyak. 

Kini, masyarakat Desa Moroktua Dabosingkep, tengah terjangkit kembali sensasi nyuluh. Tapi, nyuluh kali ini bukan untuk menyambung hidup, tapi mencari sensasi. 

"Kalau malam minggu, apalagi saat air laut mulai surut, ratusan masyarakat dari berbagai tempat datang ke pantai ini, mereka mencari udang, ikan dan ketam. Ini sudah berjalan hampir setahun ini. Mereka yang datang itu mulai dari PNS, guru, polisi dan berbagai profesi datang ke sini untuk nyuluh," tutur Keli, warga Desa Maroktua saat ditemui BATAMTODAY.COM. 

Nyuluh telah menjadi pilihan liburan malam hari yang murah dan meriah serta jauh dari narkoba. Nyuluh adalah menangkap berbagai macam jenis habitat laut, baik yang dapat dikonsumsi maupun yang hanya untuk dijadikan hiasan, seperti batu-batu unik dan akar bahar yang sedang trend saat ini. 

Bagi mereka yang datang bersama pasangan, nyuluh menjadi lebih seru. Selain dapat menikmati hasil laut, sekaligus juga dapat menikmati keindahan pantai dan semilir angin malam hari. Tak jarang, dari mereka melakukan aktivitas back to basic itu hingga fajar menyingsing. Sekaligus menikmati indahnya sunrise. 

"Sekedar menghilangkan lelah dan stress bekerja, lagian nikmatnya tangkapan sendiri itu berbeda dengan yang kita beli di pasar. Biasanya, satu bulan sekali kami datang secara rombongan ke pantai ini, di hari libur pastinya. Ada yang mancing, ada juga yang nyuluh," ujar Junai, karyawan sebuah bank di Lingga kepada BATAMTODAY.COM. 

Memang, tak jarang hasil nyuluh mereka tidak memuaskan. Untuk menutupinya, mereka pun membeli ikan dari masyarakat sekitar.

"Kalau kita dapat sedikit, yang ikut kan ramai, supaya kebagian semua kita beli dari masyarakat seperti udang dan kepiting," ungkap Aldi, salah satu pengunjung lainnya.

Inilah pilihan liburan sebagian masyarakat Singkep yang memanfaatkan potensi bahari yang ada di Lingga. Aktifitas berlibur yang satu ini tidak membutuhkan biaya besar. Bahkan menguntungkan, karena bisa menikmati hasil laut tanpa merusak lingkungan.

Desa Maroktua selain memiliki potensi sumber daya alam sektor perkebunan dan tambang, desa ini juga cukup dikenal dengan hasil lautnya yang melimpah. Untuk menuju ke sana, perlu waktu satu sampai dua jam lebih melalui jalur darat. 

Jika kita menggunakan kendaraan roda empat, untuk masuk kewilayah ini kita harus berjalan kaki sekitar seratus meter. Karena harus menyeberangi jembatan kayu yang dibuat masyarakat. Setelah melewati jembatan, kita akan langsung menemui perkampungan masyarakat.

Sayangnya, di desa ini tidak semua operator selular dapat digunakan. Hanya Indosat dan Telkomsel yang aktif di sana. 

Luar biasa, nyuluh benar-benar menjanjikan berbagai sensasi. Mulai dari semilir angin laut, sensasi menangkap ikan dengan tangan telanjang sampai dengan indahhnya sunrise. Semua itu, tak perlu biaya, alias gratis. 

Editor: Dardani