Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polisi Belum Temukan Titik Terang Hilangnya Sang Dokter
Oleh : Redaksi
Rabu | 06-01-2016 | 09:31 WIB
hijab_woman_by_afp.jpg Honda-Batam
Ilustrasi wanita berhijab. (Foto: Afp)

BATAMTODAY.COM, Yogyakarta - Polisi Yogyakarta belum bisa memastikan apakah peristiwa hilangnya dr Rica Tri Handayani dan anak balitanya terkait dengan aktivitas terorisme.


Juru bicara Polda DIY Yogyakarta, Anny Pudjiastuti, kepada BBC Indonesia mengatakan hingga kini pihaknya masih melakukan pemeriksaan dan belum bisa menarik kesimpulan apapun.

Kasus ini jadi perhatian khalayak, setelah keluarga dan kerabatnya menyampaikan kecemasan mereka atas kehilangan Rica di media sosial. Pesan kemudian beredar luas di internet dan sebuah unggahan Facebook yang meminta bantuan pengguna untuk mencari telah dibagikan ratusan kali.

Ibu dan anak ini dilaporkan hilang pada 30 Desember 2015 lalu di Yogyakarta. Sejumlah laporan menyebut Rica meninggalkan surat sebelum pergi, menyatakan 'ingin berjuang di jalan Allah' namun berjanji untuk tidak 'bergabung dengan ISIS'.

Walau begitu, sejumlah pengguna media sosial berspekulasi bahwa hilangnya Rica terkait dengan aktivitas kelompok ekstrem.

"Kita belum bisa berasumsi, kita berdasar pada bukti materiil dan otentik di lapangan. Belum bisa simpulkan ini berkaitan dengan ISIS," kata juru bicara Polda Yogyakarta Anny Pudjiastuti.

Dia membenarkan adanya surat tersebut, namun masih menyelidiki apakah surat itu betul ditulis oleh Rica atau tidak.
BBC Indonesia mencoba menghubungi keluarga dan kerabat Rica namun hingga kini mereka belum bersedia dimintai tanggapan.

Ahli terorisme Sidney Jones mencatat sekitar 400 warga Indonesia pergi ke Suriah, termasuk perempuan dan anak-anak.

"Sekitar 200–250 mujahidin yang betul-betul ikut pasukan ISIS. Tapi yang menarik untuk saya, ada sekitar 130 orang yang terdiri dari perempuan dan anak di bawah umur 15 tahun karena banyak yang datang ke sana bersama keluarga," katanya dalam wawancara kepada BBC, November lalu.

Sebelumnya, sebuah keluarga kelas menengah di Batam juga diduga bergabung dengan kelompok militan Negara Islam atau ISIS di Suriah. (Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani