Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penyerahan Diri Kombatan GAM Din Minimi Positif Bagi Aceh
Oleh : Redaksi
Rabu | 30-12-2015 | 09:55 WIB
dinminimi_by_acehhumanfoundation.jpg Honda-Batam
Din Minimi bersama dengan Kepala BIN, Sutiyoso. (Foto: acehfondation)

BATAMTODAY.COM, Banda Aceh - Penyerahan diri kelompok eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka yang dipimpin Din Minimi dianggap akan berdampak positif terhadap perdamaian di Aceh.


"Saya kira, betapa pun kecilnya, gerakan yang dilakukan itu pasti menggangu," kata Mawardi Ismail, pengamat politik dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

"Walaupun mereka jumlahnya kecil, mereka punya senjata. Jadi ketika mereka punya senjata dan mereka bisa menggunakan senjata itu, maka itu adalah sebuah ancaman," jelas Mawardi.

Dengan kembalinya kelompok Din Minimi ke masyarakat, Mawardi menilai akan menguntungkan bagi Aceh sebab akan memperbesar peluang adanya investasi di daerah tersebut, yang didorong oleh stabilitas keamanan di provinsi ini.

Kelompok eks kombatan GAM yang dipimpin Din Minimi menyerahkan diri secara resmi pada Selasa (29/12) pagi.
Lewati media playerBantuan media playerDi luar media player. Tekan enter untuk kembali atau tab untuk melanjutkan.
Proses panjang

Proses penyerahan diri kelompok Din Minimi sebenarnya secara keseluruhan sudah berlangsung sekitar dua tahun, ungkap pegiat Abdul Hadi Abidin, LSM yang ikut memfasilitasi pertemuan antara kelompok Din Minimi dengan pemerintah.

Ini contoh yang perlu ditiru, bukan hanya di provinsi lain Indonesia, tapi mungkin dunia malah. Ini hari ini kita seperti berlebaran."
Abdul Hadi Abidin, pegiat LSM

Ketua Aceh Human Foundation itu menyebut ada beberapa tuntutan yang diminta oleh kelompok Din Minimi yakni adanya pengampunan terhadap para anggotanya yang diduga terlibat kasus-kasus kekerasan, kesejahteraan bagi para mantan kombatan, dan pembangunan rumah untuk yatim piatu korban konflik.

"Sepertinya kelompok ini kurang dihargai. Mungkin oleh pemerintah apakah gubenurnya, wakil gubenurnya, supaya mengajak kelompok ini bersama-sama membangun Aceh, mana yang kurang sama-sama diperbaiki," tutur Abdul Hadi Abidin.

Sementara itu, pemerintah Aceh mengungkap akan memperbaiki keadaan kelompok eks kombatan dan untuk merealisasikan itu ada dana dari pemerintah daerah dan pusat.

"Kita sudah dari jauh-jauh hari menyiapkan program pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan eks kombatan, itu sudah ada sejak dulu. Nanti kita tinggal konsolidasikan yang efektif untuk kelompok Din Minimi ini apa," kata Frans Dellian, kepala biro hubungan masyarakat Aceh.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso, mengatakan bahwa kelompok eks kombatan GAM yang dipimpin Din Minimi tersebut akan diberi amnesti dan bebas setelah diproses secara hukum.

Din Minimi adalah ketua kelompok bersenjata mantan kombatan GAM di Aceh timur, yang diduga berada di belakang sejumlah kasus kekekerasan di Aceh sejak awal 2014.

Namun Din Minimi membantah pernah melakukan tindak kekerasan dan menuduh pemerintah Aceh tidak memperhatikan nasib eks tentara GAM.

Kini, berbagai pihak berharap Aceh akan selalu damai dan terbebas dari kasus-kasus kesenjangan sosial. "Ini contoh yang perlu ditiru bukan hanya di provinsi lain Indonesia, tapi mungkin dunia malah. Ini hari ini kita seperti berlebaran," tegas Abdul Hadi Abidin. (Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani