Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Maroef Sjamsoeddin Dinilai Tak Tahu Malu Minta Perlindungan Masyarakat Papua
Oleh : Surya
Senin | 28-12-2015 | 19:27 WIB
maroef-sjamsoeddin.jpg Honda-Batam
Presiden Direktur. PT Freepor Indonesia Maroef. Sjamsoeddin

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Muhammad Budyatna, menuding Maroef Syamsuddin yang mewakil Freeport Mc Moran di Indonesia, tidak tahu malu.

Pasalnya, setelah bertahun-tahun menguras kekayaan alam Papua dengan luar biasa, sekarang bertindak seolah-olah mau minta perlindungan pada masyarakat Papua.

"Freeport selama ini berkolaborasi dengan pemerintah untuk menguras kekayaan alam Papua, sehingga masyarakat Papua dan negara Indonesia tidak pernah menikmati kekayaan alam Papua karena yang menikmati yah Freeport dan pemerintah dengan pejabatnya yang korup," kata Budyatna ketika dihubungi, Senin (28/12/2015).

Jadi, menurut Budyatna sangat aneh kalau Maroef atas nama Freeport sekarang minta perlindungan masyarakat Papua yang sudah diperas dan disengsarakan oleh Freeport bertahun-tahun lamanya.

"Lebih anehnya lagi, kalau permintaan perlindungan ini diberikan oleh masayrakat Papua," ujarnya seraya mengingatkan bahwa negara dan masyarakat Indonesia sangat peduli dengan masyarakat Papua.

Karena selama ini alokasi angggaran pembangunan juga diambil dari pajak dan hasil daerah lain karena dari Freeport, negara Indonesia tidak mendapatkan apa-apa.

"Ini seperti mau memanfaatkan dengan membuat isu seolah masyarakat Papua membenci Indonesia. Padahal yang mereka benci justru selama ini adalah Freeport dan pemerintahan Indonesia yang korup," katanya.

Masyarakat Papua, tegas Budyatna tidak pernah membenci Indonesia karena mereka sadar, bukan hanya Papua tidak mendapatkan apapun dari Freeport, bahkan Indonesia membiayai segala bentuk pembangunan di sana (Papua).

Bahkan lanjutnya, selama ini tuntutan orang Papua pun dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia agar mereka mendapatkan pendidikan, kesehatan, maupun hal lain yang didapatkan daerah lain di Indonesia.

"Selama ini kan justru seperti disengaja, agar masyarakat Papua tidak mendapatkan layanan kesehatan, pendidikan dan sebagainya yang layak dari pemerintah. Masyarakat Papua harus sadar, mereka sengsara karena kerjasama negatif antara Freeport dan pejabat di Indonesia.Jadi bukan negara Indonesia yang merugikan mereka," tandasnya.

Sebelumnya dalam acara ramah tamah Manajemen PT Freeport Indonesia bersama Pemangku Kepentingan di Hotel Rimba Papua, Timika, Sabtu (26/12/2-15), Maroef meminta perlindungan pada masyarakat Papua. Maroef pun terkesan mengadu masyarakat Papua dengan pemerintah Indonesia, bahwa hanya Freeport lah yang memahami masyarakat Papua.

Dia pun mengklaim bahwa orang diluar Papua hanya menunjukkan seolah-olah lebih mengetahui Papua, khususnya Freeport. Padahal yang paling mengetahui dan mengenal masalah Freeport adalah masyarakat Papua, khususnya di sekitar area pertambangan seperti suku Amungme dan Kamoro.

Selain itu, Maroef pun meminta perlindungan ditengah kondisi politik Jakarta menjelang berakhirnya kontrak Freeport tahun 2021 nanti. "Tolong kawal kami sebagai keluarga besar," ujar Maroef.

Menurut dia. yang paling mengetahui dan mengenal masalah Freeport adalah masyarakat Papua, khususnya di sekitar area pertambangan seperti suku Amungme dan Kamoro. Dia pun mengajak masyarakat Papua untuk menggunakanakal dan hati secara bersamaan karena menurutnya Freeport tidak akan berjalan sendiri, tapi berjalan bersama tokohm masyarakat Papua.

"Orang-orang yang ribut di Jakarta tidak akan merasakan dampak jika perusahaan ditutup. Tapi, masyarakat Papua yang merasakannya," katanya.

Editor: Surya