Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Rugi Rp 221 Triliun karena Kebakaran Hutan
Oleh : Redaksi
Kamis | 17-12-2015 | 13:46 WIB
kabut-asap-wtb1.jpg Honda-Batam
Kabut asap dampak kebakaran hutan di Sumatera yang menyelimuti Batam.

BATAMTODAY.COM - Bencana kebakaran hutan dan kabut asap membuat Indonesia mengeluarkan biaya yang jumlahnya "lebih dari dua kali" biaya rekonstruksi setelah Tsunami Aceh pada 2004.

Temuan itu dikemukakan Bank Dunia dalam laporan triwulan terakhir di 2015. Berdasarkan laporan tersebut, kebakaran hutan membuat pemerintah rugi $15.72 miliar atau sekitar Rp221 triliun - tak begitu jauh dari angka yang ditaksir aktivis lingkungan di Indonesia.

Kebakaran hutan di Indonesia mengakibatkan sejumlah negara di Asia Tenggara diselimuti kabut asap selama berbulan-bulan.

Api menyebar akibat praktik tebang-bakar, atau slash-and-burn, oleh sejumlah perusahaan yang membuka lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan kayu pembuat kertas.

Bank Dunia mengatakan, duit untuk menangani kebakaran hutan tahun ini mencapai 1,9% dari Produk Domestik Bruto Indonesia. Mereka menambahkan bahwa biaya regional dan global akan jauh lebih tinggi.

"Krisis ekonomi dan lingkungan yang sangat besar berulang tahun demi tahun, karena sekian ratus bisnis dan sekian ribu petani berusaha mencari untung dari praktik spekulasi lahan dan perkebunan. Sementara itu, puluhan juta warga Indonesia menderita gangguan kesehatan dan ekonomi," kata World Bank dalam rilisnya, seperti dilansir BBC.

Penegakkan hukum
Pemerintah menyatakan akan mencabut lisensi perusahaan maupun individu yang terbukti membakar lahan, dan siapa yang tertangkap akan dijatuhi hukuman maksimal 10 tahun penjara. Namun, petani lokal tidak yakin akan hal itu.

Lebih jauh, Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengatakan kepada BBC bahwa butuh tiga tahun untuk mengendalikan situasi.

Berdasarkan data World Bank, sampai Oktober tahun ini, telah terbakar lebih dari 800.000 ha hutan di delapan provinsi - sekitar 100.000 ha di masing-masing provinsi.

"Kini saatnya Indonesia menangani apa yang mendorong pembakaran hutan oleh manusia, menegakkan hukum, dan memperbaiki kebijakan demi mengurangi risiko krisi ekonomi terjadi lagi," tulis Bank Dunia.

Kebakaran dan kabut asap telah berdampak parah pada anak-anak dan kehidupan liar -termasuk Orang Utan.

Sumber: BBC