Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nasib Warga Somalia

Tak Ada Makanan untuk Buka Puasa dan Sahur
Oleh : sn
Selasa | 02-08-2011 | 12:09 WIB
dadaab.jpg Honda-Batam

Ilustrasi: pengungsi asal Somalia di Dadaab, Kenya.

DADAAB, KENYA, batamtoday - Warga Muslim di Somalia kesulitan berbuka puasa dan makan sahur. Tak ada makanan yang bisa mereka makan saat azan Maghrib tiba.


Namun, meski tubuhnya lemah, seorang ibu di Somalia tetap menjalankan ibadah puasa. Warga Somalia lain di pengungsian Kenya, juga bernasib sama.
 
Faduma Aden, ibu tiga anak, tetap menahan lapar dan dahaga karena puasa adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Aden dan tiga anaknya mengaku lari dari negaranya karena krisis keamanan dan pangan.

Meski menurut ajaran Islam orang sakit diperbolehkan untuk tidak berpuasa, namun Aden dan sebagian warga Somalia di pengungsian tetap berpuasa di bulan Ramadhan 1432 Hijriyah ini.

“Sulit bagi saya untuk berpuasa, namun ini adalah kewajiban," ujar Aden seperti dilansir Associated Press, Selasa 2 Agustus 2011.

Sementara Nur Ahmed, mengaku tidak sanggup menahan lapar dan haus karena dia tidak makan sahur. Tidak sahur bukan karena bangun kesiangan, namun pria ini dan sebagain warga Somalia lainnya di pengungsian Dadaab, Kenya, tidak memiliki bahan makanan.

Imam masjid di Mogadishu Sheikh Ali mengungkapkan rasa cemasnya karena banyak warga Somalia, baik di dalam negeri maupun yang eksodus ke negara lain, tidak dapat berpuasa lantaran terlalu lemah.

“Kami sudah meminta seluruh umat Muslim agar memberikan donasi untuk membantu warga Somalia yang sekarat karena kelaparan. Warga Muslim tidak boleh diam melihat situasi ini,” ujar Sheikh.

PBB menyatakan, lebih dari 11 juta warga di wilayah Tanduk Afrika membutuhkan bantuan pangan. Sebanyak 2,2 juta di antaranya tinggal di lokasi yang terisolir dari bantuan makanan.

Namun telah ada kabar baik. Komite Palang Merah Internasional pada Senin (1/8/2011), mendistribusikan 162.000 bantuan pangan ke Somalia.