Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

U2 Rilis Lagu Khusus Tragedi Paris
Oleh : Redaksi
Senin | 07-12-2015 | 08:52 WIB
u2_by_afp.jpg Honda-Batam
Personel Grup Rock Irlandia, U2. (Foto: AFP)

BATAMTODAY.COM, Belfast - Kelompok musik rock asal Irlandia, U2, telah menulis sebuah lagu penghormatan untuk Paris setelah adanya serangan baru-baru ini yang menewaskan 130 orang.


Kelompok musik ini seharusnya mengadakan konser di ibu kota Prancis itu setelah serangan terjadi, tetapi kemudian konser mereka dibatalkan.

Konser mereka kemudian diundur untuk diadakan pada hari Minggu (6/12) dan Senin (7/12) di Arena AccorHotels yang berkapasitas 16.000 orang.

Sebelum pertunjukan dimulai, vokalis kelompok itu, Bono, mengumumkan bahwa ada sebuah lagu baru yang berjudul Streets of Surrender, yang berisikan lirik mengenai Paris sebagai "kota kebebasan" yang memiliki "jalan-jalan penuh cinta dan kebanggaan".

Kepada CNN, Bono mengatakan bahwa mula-mula ia menuliskan lagu itu untuk penyanyi Italia, Zucchero. Ia mengatakan lirik lagu itu antara lain: "Semua orang memiliki dua kota tempat ia harus berada. Satu yang dapat disentuhnya dan satu yang tak dapat dilihatnya.

"Satu kota di mana orang asing merupakan teman. Semua orang memiliki satu kota kebebasan.

"Bagi saya itu adalah Paris. Aku mencintainya. Setiap kali aku tersesat di jalan-jalan kunonya, aku menemukan diriku sendiri lagi.

"Kau bebas sayang, sayang, kini bebas dan untuk selamanya. Ini masa Natal, kau bisa memutuskan melupakannya atau mengenangnya.

"Kau bebas, sayang, sayang. Aku tidak datang ke sini untuk berkelahi denganmu. Aku datang ke jalan-jalan yang penuh cinta dan kebanggaan ini untuk menyerah. Jalan penyerahan."

Rekan sekelompok Bono yang terkenal dengan nama panggung The Edge mengatakan kepada CNN bahwa "Kami berpikir musik adalah suara kebebasan. Kami berpikir bahwa rock and roll memiliki peran untuk dimainkan, jadi kembali ke Paris bagi kami bukan hanya merupakan sebuah simbol. "Saya rasa kami malah memulai proses perlawanan, penolakan terhadap gerakan ini."

Baik Bono maupun The Edge memiliki rumah di Prancis. Sang gitaris juga menambahkan bahwa "Kelihatannya yang menjadi target adalah budaya dan semua jenis ekspresi kemanusiaan yang terbaik - musik yang bagus, restoran, makanan Prancis - semua hal yang kami sukai."

Bono mengatakan kelompoknya mencoba membantu grup band Eagles of Death Metal setelah kekerasan terjadi.
"Kami mencoba mencarikan pesawat untuk mereka dan hal lainnya," kata Bono. "Tetapi ternyata cara terbaik untuk membantu mereka adalah dengan mencarikan telepon, sebab telepon mereka tertinggal di gedung pertunjukan." (Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani