Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

ISIS Berhasil Bangun Jaringan Teror di Kepri
Oleh : Surya
Jum'at | 20-11-2015 | 10:22 WIB
Hardi_Hood.jpg Honda-Batam
Ketua Komite III DPD RI Hardi Selamat Hood, Senator asal Provinsi Kepri.

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Meski organisasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sudah dilarang di Indonesia, namun fenomena penyebaran paham radikal ISIS di Indonesia ternyata masih saja terus terjadi.


Ketua Komite III DPD RI Hardi Selamat Hood mengatakan,  kelompok ini juga melakukan rekruitmen ke-berbagai kalangan untuk memperkuat kelompoknya. 

"Baru-baru ini banyak pihak dikejutkan dengan pengakuan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho yang bergabung dengan kelompok radikal ISIS," kata Hardi di Jakarta.

Dalam pengakuannya, kata Hardi seperti disampaikannya melalui laporan kegiatan di daeraah pemilihan Provinsi Kepulauan (Kepri) pada 30 Oktober-15 Nopember 2015 lalu, Djoko mengirimkan  SMS saat dia bersama keluarnya sudah berada diluar negeri untuk bergabung dengan dengan ISIS. 
Peristiwa ini menjadi pemberitaan hangat di media lokal, nasional, bahkan asia dan dunia.

"Peristiwa ini juga membuat masyarakat berfikir ternyata Provinsi Kepri sudah menjadi terget penyebaran paham radikal sekaligus daerah rekruitmen anggota ISIS, atau dengan kata lain, organisasi radikal ini sudah memiliki jaringan aktif yang berkembang di Kepri," katanya.

Hal ini  tentu saja mengejutkan banyak pihak, sebab sebelumnya pergerakan ISIS hampir tidak pernah muncul di Kepri. 

Kejadian ini, lanjut Hardi,  menunjukkan bahwa ISIS menggunakan berbagai pendekatan dalam merekrut anggotanya, selain pendekatan ekonomi, mereka juga menggunakan pendekatan ideologi sebagai daya tarik, sebab tidak mudah mempengaruhi seorang pejabat serta keluarganya yang sudah mapan untuk bergabung. 

"Jika keinginan sejumlah warga Indonesia untuk bergabung dengan kelompok radikal ISIS dibiarkan dan tidak diantisipasi, dikawatirkan dapat menjadi ancaman bagi Indonesia," kata Senator asal Kepri ini.

Menurut Hardi,  sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan 4 negara yakni Singapura, Malaysia, Kaboja dan Vietnam, Provinsi Kepri memang starategis sebagai daerah transit keluar negeri. Namun juga rawan terhadap aksi kejahatan transnasional, termasuk aktifitas ISIS.

"Untuk mencegah hal serupa terjadi, pihak keamanan harus semakin mengintensipkan upaya deteksi dini melalui lembaga intelejen yang ada. Termasuk melibatkan berbagai perangkat daerah seperi forum komunikasi di tingkat kecamatan yang melibatkan camat Kapolsek, Kepala Koramil, serta tokoh-tokoh masyarakat dan agama," katanya.

Selain itu, perlu juga dilakukan kajian atas perundang-undangan yanga ada sebagai payung hukum untuk meredam dukungan terhadap ISIS sekaligus mencegah warga Indonesia untuk bergabung dengan ISIS diluar negeri.

Editor : Surya