Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hardi Sebut Penderita Kelainan Jiwa di Batam Meningkat Tajam
Oleh : Surya
Rabu | 04-11-2015 | 13:44 WIB
Hardi3.jpg Honda-Batam
Ketua Komite III DPD RI Hardi Selamat Hood, Senator asal Provinsi Kepulauan Riau

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Komite III DPD RI Hardi Selamat Hood menilai kecenderungan masyarakat di Batam mengalami kelainan jiwa meningkat tajam, sehingga tidak segan-segan untuk melakukan tindakan kriminalitas seperti melakukan pembunuhan.

"Ini bisa kita lihat dari kasus penculikan dan pembunuhan di Batam, dari pelaku yang sudah tertangkap mengatakan tidak ada motif dendam apalagi motif ekonomi.  Jadi ini faktor kelainan jiwa, orang kelainan jiwa di Batam makin banyak," kata Hardi di Jakarta, Rabu (4/11/2015).

Menurut Hardi, orang yang mengidap kelainan jiwa dalam melakukan tindakan kekerasan, bahkan pembunuhan menganggap tindakannya sebagai sesuatu yang biasa Karena itu, masyarakat maupun para orang tua untuk lebih berhati-hati lagi dalam menjaga buah hatinya, terutama dari orang yang tidak dikenal.

"Pelaku penyimpangan kejiwaan seperti ini sulit terdektesi, kalau orang gila jelas dapat diketahui. Mereka membaur seperti orang wajar saja, apalagi anak sekolah tidak bisa memprediksi, tiba-tiba diperdaya oleh teman di facebook diajak pergi, kemudian ditemukan sudah meninggal," katanya.

Orang yang memiliki kelainan jiwa, lanjut Hardi, biasanya karena dipicu kehidupan di keluarganya, bisa karena faktor ekonomi.

"Di Batam ini juga banyak yang kena PHK, proses terhadinya kelainan jiwa bisa saja dipicu karena ini. Kehidupan keluargnya menjadi berantakan," katanya.

Hal ini diharapkan menjadi perhatian dari pemerintah pusat dan daerah dalam melakukan pembinaan dan penyembuhan orang yang menderita kelainan jiwa.

"Kelainan jiwa itu bukan penyakit fisik, sehingga BPJS menolak untuk melayani apabila ada masyarakat yang berobat soal ini. Kita (DPD RI, red), sedang mengusulkan agar penyakit kelainan jiwa juga bisa di-cover oleh BPJS," kata Ketua Komite III DPD RI ini.

Hardi menegaskan, meningkatnya orang menderita kelainan jiwa di Batam membuat susana yang tidak kondusif bagi orang tua dan sekolah. Para orang tua dihantui rasa was-was anaknya menjadi korban kekejaman dan kesadisan mereka.

"Pemko Batam harus menyediakan angkutan yang memadai bagi pelajar seperti Bus sekolah, karena pelajar ini aset penerus bangsa sehingga harus diselamatkan. Kasus pembunuhan terhadap pelajar di Batam membuat suasana tidak kondusif di kalangan orang tua dan sekolah," katanya.

Sebab, angkutan umum di Batam tidak memadai dan tidak memberikan rasa aman bagi pelajar. Harusnya, di Batam itu ada Bus Sekolah yang disediakan oleh Pemko Batam dengan melayani berbagai trayek di Batam.

"Semua sekolah di Batam harus dilewati oleh Bus Sekolah. Pelajar tetap harus bayar, tetapi bayarnya diberikan diskon dan menggunakan tiket langganan. Atau juga sekolah bekerja dengan pengusaha untuk mengadakan mobil jemputan di masing-masing sekolah," katanya.

Pengadaan bus sekolah atau mobil jemputan terhadap para pelajar, katanya, setidaknya dapat meminamilisir mencegah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku yang mengalami kelainan jiwa.

"Sekolahnya sekarang memang tidak bayar, tetapi untuk mencapai sekolah di Batam itu mahal sekali, dan tidak nyaman bagi pelajar. Karena itu, salah satu perlidungan bagi pelajar, diantaranya perlidungan transportasi," kata Senator asal Provinsi Kepulauan Riau ini.

Editor: Surya