Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Batal Umumkan Perusahaan Pembakar Hutan
Oleh : Redaksi
Kamis | 29-10-2015 | 09:15 WIB
Luhut_By_BBC.jpg Honda-Batam
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan. (Foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menko Polhukam Luhut Pandjaitan mengakui bahwa "pertimbangan ekonomi" membuat pemerintah belum ingin mengumumkan perusahaan-perusahaan besar yang menjadi tersangka pembakar hutan.

Dalam jumpa pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Luhut mengatakan bahwa pemerintah sungguh-sungguh melancarkan penegakkan hukum khususnya perusahaan perkebunan dan pengelolaan hutan.

"Yang ditersangkakan sudah cukup banyak. Angkanya tidak saya pegang, tapi itu sudah jalan," kata Luhut.

Luhut mengulangi paparan, pemerintah "akan mengambil tindakan tegas perusahaan-perusahaan yang (terlibat dalam lahan) terbakar. Perusahaan yang tak memiliki sistem pemadaman sesuai ketentuan, juga akan diambil tindakan."

Namun siapa-siapa saja perusahaan itu, katanya, "kita belum ingin buka-buka ke publik."

Ditanyakan oleh BBC Indonesia, mengapa pemerintah tidak mau segera membuka nama-nama perusahaan yang dituding terlibat pembakaran hutan itu, Luhut menjawab:

"Begini. Terus terang, jujur; kami ada pertimbangan-pertimbangan ekonomi. Karena kita tidak ingin menimbulkan distorsi yang akibatnya nanti menimbulkan lay off (pemecatan karyawan)."

Tak terlalu jelas, apa pertimbangan ekonomi yang dimaksud selain kecemasan akan munculnya pengangguran dari buruh-buruh perusahaan terkait. Yang jelas, kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan sejauh ini sudah mencapai Rp200 triliun.

Tapi, kata Luhut, " Anda percayalah kita akan lakukan itu. Sesegera mungkin." Ia juga mengaku, pemerintah memang keliru dalam memperkirakan dampak El Nino, yang ternyata jauh lebih parah dibandingkan tahun 1997.

El Nino ini memperpanjang kekeringan hingga lebih lama tiga bulan, dan membuat kebakaran hutan jauh lebih parah. "Saya akui ramalan kami keliru, dan buahnya kita kerjakan sekarang," katanya.

Menko Polhukam Luhut Panjaitan berada di Graha BNPB bersama Menteri Dalam Negeri Tjahjo Koemolo, Menteri Sosial Khofifah Parawansa, Kepala Bareskrim Anang Iskandar, dan Ketua BNPB, Willem Rampangilei.

Mereka menguji coba ruang kontrol dengan layar-layar raksasa, dan melakukan percakapan video ke Palangkaraya dan Riau.

Dalam acara itu sesekali diwarnai canda dan gelak tawa -agak ganjil mengingat yang dibicarakan adalah bencana yang menewaskan belasan orang membuat lebih dari 43 juta orang menghirup asap beracun.

Menteri dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, dari kunjungannya ke Riau ia menemukan bahwa banyak kebakaran hutan karena kesengajaan.

"Saya baru pulang dari Riau, di sana 80 % kebakaran hutan dibakar dengan disengaja," tegas Tjahjo.

Kebakaran hutan masih belum akan bisa dipadamkan cepat -hanya bisa diprlambat perluasannya. "Ada yang membakar, ada yang mengorganisir -orang-orang didatangkan dari luar Riau untuk menmbakar lahan. Kok didiamkan, harus segara bertindak."

Dan, katanya, pula, "tersangkanya sudah ada, nama perusahaannya sudah ada." (Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani