Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Yakin Paket Ekonomi Perkuat Nilai Rupiah
Oleh : Redaksi
Kamis | 15-10-2015 | 16:01 WIB
151015061359_darmin_menteri_ekonomi_640x360_bbc_nocredit.jpg Honda-Batam
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution. (Foto: Dok BBC)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah meyakini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan terus menguat hingga dua bulan ke depan.

Penguatan, disebut Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, karena rentetan paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah sejak awal September 2015, "berhasil mengubah persepsi pasar".

"Kalau disebut alasan penguatan rupiah karena The Fed (bank sentral AS) tidak naikkan tingkat suku bunga, mereka kan sebelumnya sudah 3-4 kali rapat dan tetap nggak naikkan suku bunga, tapi kok rupiah menguatnya baru sekarang?" kata Darmin, Kamis (15/10), kepada wartawan di Jakarta.

Pada pembukaan perdagangan Kamis (15/10) rupiah terus menguat ke level Rp13.266 per dollar AS. Membaiknya mata uang Indonesia telah dimulai sejak minggu pertama Oktober, setelah sebelumnya rupiah terjerembab dalam ke posisi lebih dari Rp14.000 per dollarnya.

"Tapi Rp13.200an per dollar itu masih belum nilai fundamentalnya. Rupiah sekarang ini merupakan hasil euforia, histeria dan spekulasi, bukan nilai sebenarnya." tegas Mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Meskipun begitu, kepada wartawan BBC Indonesia, Rafki Hidayat, Darmin belum bisa mengungkapkan "berapa persen" penguatan rupiah yang merupakan buah dari 'keberhasilan' paket ekonomi.

Mantan Dirjen Pajak ini hanya mengingatkan bahwa sebelumnya rupiah 'diprediksi akan kembali melemah' sebelum akhir 2015.

Alasannya, karena dewan gubernur bank sentral AS, atau The Federal Reserve, kembali membahas kenaikan tingkat suku bunga, pada Desember mendatang.

Kamis (15/10) ini, pemerintah berencana meluncurkan paket ekonomi tahap keempat yang berfokus pada buruh dan ketenagakerjaan.

Sebelumnya, paket ekonomi tahap tiga memuat antara lain penurunan harga solar, gas elpiji dan tarif dasar listrik untuk pemakaian malam hingga pagi, yang diarahkan pada industri.

Paket ekonomi tahap dua berfokus pada pemotongan waktu pengurusan izin investasi menjadi hanya dalam hitungan jam, dianggap bukan esensi yang dibutuhkan para investor.

Sementara paket ekonomi tahap pertama diarahkan ada upaya menggalakkan deregulasi untuk mendorong daya saing usaha. (Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani