Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

TNI Berjibaku Bangun Kanal Hindari Meluasnya Kebakaran Hutan
Oleh : Redaksi
Kamis | 15-10-2015 | 09:44 WIB
151014115027_haze_palangkaraya_976x549_bbc_nocredit.jpg Honda-Batam
Beginilah penampakan para prajurit TNI saat berjibaku membuat kanal. (Foto: Dok BBC)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kabut asap pekat menyelimuti wilayah sekitar jembatan panjang di Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, tetapi tidak menghentikan aktivitas prajurit TNI membuat kanal bersekat.

Pembuatan kanal hari Senin (12/10) yang diperintahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo diyakini dapat menjadi solusi kebakaran gambut, karena kanal-kanal bersekat diklaim akan menjaga pasokan air.

Namun aktivis lingkungan menilai pembuatan kanal adalah sebuah kesalahan dan bisa memicu “bencana baru” di daerah tersebut.

Pembuatan kanal dilakukan selama tiga minggu setelah kunjungan Jokowi ke wilayah itu. Panjangnya sekitar 14 kilometer, tujuh meter di sisi kanan dan tujuh meter di sisi kiri jalan.

Alat berat digunakan untuk menggali kanal dan mengangkut pompa-pompa air. Idenya adalah menciptakan cadangan air di sepanjang lahan gambut, sehingga ketika muncul titik api, petugas bisa langsung menggunakan airnya untuk memadamkannya.

Greenpeace mengatakan pembuatan kanal bersekat “sangat salah” dan secara jangka panjang dapat menimbulkan bencana baru.

“Air-air dari lahan gambut justru akan tumpah ke kanal dan menuju ke Sungai Kahayan, karena kita tahu gambut sifat dasarnya adalah kering. Ke depan, jika tidak ditutup, tahun depan kebakaran hebat akan terjadi dan dimulai dari sini.”

“Sudah 18 hari di sini, ikut padamkan api juga kalau malam hari. Saya prihatin terhadap kabut asap ini,” kata Mohammad Muchlis, marinir Surabaya.

Uji coba pompa. Kanal sepanjang 14 kilometer ini setidaknya akan memiliki dua sumber air, pertama dari Sungai Kahayan dan kedua dari sumur-suur air yang dibor di sepanjang kanal. Apakah berhasil? Banyak yang meragukannya.

Di tengah silang pendapat, prajurit TNI tetap membangun kanal. “Tiga minggu siang malam, nonstop,” kata Bambang, seorang prajurit TNI kepada BBC Indonesia tentang pengerjaan kanal.

“Terutama satu minggu terakhir, kami tidur di kamp dan rumah-rumah warga. Kesulitannya karena kami harus bekerja diburu waktu. Ditargetkan selesai dalam waktu tiga minggu plus satu hari.” (Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani