Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jangan Ciptakan Masyarakat 'Memilih untuk Tidak Memilih'
Oleh : Harjo
Jum'at | 02-10-2015 | 15:29 WIB
Timbul_Sianturi-3.jpg Honda-Batam
Timbul Sianturi. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Pelaksanaan Pilkada 2015 untuk Kepri dan Bintan tergolong rawan komflik dan gesekan antar sesama pendukung. Karena di Kepri dan Bintan, hanya ada dua pasangan calon yang maju.

Tetapi di balik semua itu, sebagian di Pilkada menganggap sebagai ajang mencari uang atau proyek dadakan tersebut. Di sisi lain, akan ada dampak lainnya, yaitu yang akan merugikan kedua belah pihak atau pasangan, karena bisa jadi akan terciptanya pilihan ketiga di tengah masyarakat, dengan kata lain tidak menentuka pilihan alias memilih untuk tidak memilih pasangan mana pun.

Karena hanya ada dua pilihan, jelas satu hak suara sangat menentukan untuk menangnya salahsatu calon. Akibatnya apa pun yang dilakukan oleh pasangan calon dan tim suksesnya, jelas akan berdampak terhadap pandangan masyarakat pemilih yang memiliki hak suara.

"Mulai dari sikap dan gaya pasangan calon, jelas dinilai oleh masyarakat. Artinya, di situ secara umum, apa pun yang dilakukan oleh pasangan calon bisa mengangkat dan menjatuhkan pasangan itu sendiri," ujar Timbul Sianturi, mantan anggota DPRD Bintan dari partai Golkar priode 1999 -2004 kepada BATAMTODAY.COM   di Tanjunguban, Jumat (2/10/2015).

Belum lagi ditambah dengan kinerja tim sukses, yang bekerja dilapangan juga sangat menentukan, karena selain melihat figur pasangan calon,  masyarakat juga akan menilai kinerja dari tim sukses. Kalau pasangan calon salah memilih atau menunjuk tim, maka dua kemungkinan yang akan di dapat bisa mendulang suara atau justru sama sekali tidak mendapatkan suara dan yang lebih parah pasangan akan di kesampingkan.

"Tim sukses jelas bertujuan untuk menggangkat harkat dan martabat pasangan calon dan muaranya mendapat dukungan serta memperoleh suara yang banyak, untuk memenangkan pasangan calon yang di sukseskannya. Tetapi saat dilapangan bisa jadi karena tim sukses juga, pasangan calon justru tidak di percaya oleh masyarakat," kata Sianturi.

Timbul Sianturi yang juga Penasehat Federasi Konstruksi Umum dan Informal (FKUI) KSBSI Bintan mengatakan, berdasarkan analisa dilapangan hingga saat ini masing calon khususnya di Bintan. Masih harus berjuang lebih keras, karena masih banyaknya pro kontra, saling klaimnya dukungan,  kepada masing-masing calon. 

Hal tersebut tentunya dibutuhkan kepiawaian dari pasangan calon, jangan sampai hanya menerima laporan sekedar ' asal bapak senang (abs)' tanpa kroscek langsung kelapangan. 

"Karena bisa jadi, di masing-masing tim sukses ada yang kutu loncat alias berdiri di dua kaki. Hal ini juga apa bila masyarakat melihat jelas tidak akan mempercayainya yang berujung kepada nama calon. Belum lagi ditambah dengan karakter dari calonnya, bisa jadi yang di lihat karena aura uang dan sikap arogansinya," imbuhnya.

Aura uang dan arogansi, sampai saat ini masih membayangi calon pemilih di Bintan. Artinya masyarakat baru sebagian kecil yang melihat siapa figur dan apa visi dan misinya, untuk memimpin Bintan ke depan.

Editor: Dardani