Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BNPB Kerahkan 21 Pesawat Bom Air Padamkan Api Karhulta di Sumatera dan Kalimantan
Oleh : Ahmad Rohmadi
Senin | 28-09-2015 | 19:43 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berupaya memadamkan api dan asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pihaknya mengerahkan 25 pesawat dan helikopter untuk operasi udara.

"Total ada 21 pesawat dan helikopter water bombing untuk operasi udara, yaitu 19 heli water bombing, 2 pesawat Air Tractor water bombing, dan 4 pesawat hujan buatan," kata Sutopo kepada BATAMTODAY.COM, Senin (28/9/2015).

Dari 19 helikopter tersebut ia katakan tersebar di Riau 3 unit, Jambi 4, Sumatera Selatan (Sumsel) 5 unit, Kalimantan Barat (Kalbar) 2 unit, Kalimantan Tengah (Kalteng) 3 unit, dan Kalimantan Selatan (Kalsel) 2 unit.

Dua pesawat Air Tractor dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) ditempatkan di Sumsel, sedangkan 4 pesawat hujan buatan digelar di Riau, Sumsel, Kalbar dan Kalteng.

Operasi udara tersebut, Sutopo sebutkan adalah yang terbesar dibandingkan tahun 2014 dalam mengatasi karhutla. "Tahun 2014, operasi udara didukung 12 helikopter dan 3 pesawat hujan buatan," katanya.

Sementara untuk operasi darat, saat ini dikerahkan 20.837 personil tim gabungan dari BNPB, BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api dan lainnya.

Sebanyak 3.773 personel TNI dari pusat diperbantukan di Riau 1.444 personil, Sumsel 1.294 personel, Kalteng 500 personel, dan Kalsel 535 personel. Sedangkan Polri dari satuan Brimob dan Penyidik dari pusat yang dikerahkan 770 personel.

Menurutnya, cuaca kering serta terbatasnya air dan sarana prasarana ditambah luasnya wilayah yang terbakar menjadi kendala dalam pemadaman. Api yang sudah padam terbakar kembali karena gambut terbakar di bawah permukaan.

"Selain itu, pembakaran juga masih terjadi di lahan pertanian, perkebunan dan semak belukar. Kondisi demikian menyebabkan jarak pandang terbatas," jelasnya lagi.

Lanjut Sutopo katakan bahwa pada  pukul 15.00 WIB, jarak pandang di Palangkaraya 400 meter, Muara Teweh 100 meter, Pontianak 600 meter, Jambi 400 meter, Pekanbaru 1.000 meter, Rengat 300 meter, Kerinci 400 m, dan Palembang 2 km.

Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pontianak menyentuh angka 705 (Berbahaya), Palangkaraya (Berbahaya), Palembang 261 (Sangat Tidak Sehat), dan Pekanbaru 208 (Tidak Sehat).

"Ancaman karhutla berpotensi hingga akhir November 2015 jika pencegahan tidak dilakukan dengan keras dan tegas," tutupnya.

Editor: Dodo