Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perhatian Pemerintah terhadap Seni dan Budaya Masih Memprihatinkan
Oleh : Surya
Senin | 14-09-2015 | 20:45 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Artis senior Titiek Puspa mengaku prihatin dengan perkembangan seni dan budaya Indonesia, padahal  seni dan budaya merupakan identitas suatu bangsa, namun kurang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.


"Saya selalu menangis jika memikirkan nasib seni dan budaya bangsa yang tidak terurus sekarang ini. kenapa seni dan budaya bangsa ini kurang bahkan tidak mendapat perhatian dari pemerintah? ungkap Titiek Puspa di Jakarta, Senin (14/9/2015).

Titiek Puspa menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam diskusi publik bertema 'Tantangan Kebudayaan Warisan atau Gagasan? yang diselenggarakan Fraksi Partai. Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR RI.

Diskusi tersebut dibuka oleh Sekretaris F-PKB DPR RI Jazilul Fawaid. Selain. Titiek Puspa, narasumber lain yang hadir sebagai pembicara adalah Anggota Komisi X DPR RI F-PKB Krisna Mukti dan Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PBNU Agus Sunyoto.

Menurutnya, kebudayaan yang bisa membangun generasi bangsa ini dengan rasa nasionalisme, etika, moral, berbudi pekerti yang luhur, serta harkat dan martabat sebagai bangsa Indonesia. 

"Tak ada budaya, maka tak ada nasionalisme," katanya.

Titiek menilai setinggi apapun sekolah seseorang tanpa didukung budaya, maka yang bersangkutan tidak akan memiliki nasionalisme.

"Tetapi bayangkan ketika kita tampil di Kanada Amerika Serikat, Perancis, Rusia, China, India dan lain-lain begitu besarnya apresiasi mereka terhadap budaya kita sampai tidak beranjak dari tempat duduk," katanya.

Bahkan saat selesai menggelar pertujukan kebudayaan di luar negeri, mereka terus bicarakan hebatnya kebudayaan Indonesia. "Tetapi sayang justru di dalam negeri pemerintah kurang memberikan perhatian," katanya.

Guna memberi perhatian serius terhadap seni dan budaya, Titiek mengusulkan agar pementah mendirikan sekolah seni dan budaya untuk anak-anak sejak dini. 

"Sejak anak-anak itulah sebuah seni dan budaya bisa dibina dan dididik dengan lebih baik lagi. Apalagi anak-anak sekarang memiliki kecerdasan 10 kali lipat dibanding anak-anak zaman dulu," katanya.

Jika sejak dini anak-anak diajarkan seni budaya, maka ke depan Indonesia akan memiliki kebudayaan yang kuat.

"Jangan hanya membangun hotel-hotel dan mall-mall saja, tapi pemerintah juga perlu membangun. taman-taman pertunjukan tidak ada. Jangan uang oerientasinya saja, tetapi ada kepedulian mengajari anak-anak seni dan budaya agar mereka kelak akan cinta Indonesia," ujarnya kecewa.

Sekretaris F-PKB DPR Jazilul Fawaid mengatakan, kegalauan artis senior Titiek Puspa, sebenarnya sudah diakomodasi dalam RUU Kebudayaan yang saat ini tengah dibahas bersama antara DPR dan pemerintah.

"Di dalam RUU Kebudayaan sudah diatur dengan jelas, bahwa negara ini harus memiliki arah kebudayaan yang jelas. Sebab kalau tidak, negara ini akan kehilangan identitas. Hal ini harus menjadi perhatian bersama pemerintah dan DPR," kata Jazilul Fawaid.

Jazil sapaan akrabnya mengatakan, akibat kehilangan identitas sebagai bangsa dan negara saat ini, banyak hasil karya seni dan budaya bangsa yang dicaplok oleh negara tetangga, Malaysia. 

"Maka kebudayaan ini harus menjadi prioritas pemerintah dan DPR RI untuk segera disahkan,” katanya.

Anggota Komisi X dari F-PKB Krisna Mukti menambahkan, anyak pihak salah kaprah melihat seni dan budaya. Sebab, seni isendiri dan budaya itu berdiri sendiri, meskipun keduanya bagian dari kebudayaan.

"Tetapi kebudayaan berkait erat dengan ideologi bangsa seperti. Pancasila dan UUD 1945, tapi prilaku kita yang justru tidak mencerminkan Pancasila. Berbudaya itu memiliki arti sangat luas, yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.

Editor : Surya