Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

1.438 Titik Api Kepung Sumatera dan Kalimantan
Oleh : Ahmad Rohmadi
Senin | 31-08-2015 | 18:46 WIB
Sutopo_Purwo_Nugroho_BNPB_948259.jpeg Honda-Batam
Kepala Pusat Data Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho .

BATAMTODAY.COM, Batam - Dampak dari badai El Nino yang melanda Indonesia mengakibatkan terus meluasnya titik kebakaran hutan khususnya di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Berdasarkan pantauan Satelit Modis Terra dan Aqua Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)terdapat 1.438 titik api yang tersebar di kedua Pulau besar di Indonesia tersebut.

"Di Sumatera 1.006 hotspot api dan Kalimantan 432 titik," kata Kepala Pusat Data Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam perbincangan melalui BlackBerry Messenger, Senin (31/8/2105).

Sutopo menjelaskan di Sumatera tersebar di beberapa wilayah yaitu Sumatera Selatan 354 titik, Sumatera Barat 8 titik, Riau 219 titik, Lampung 13 titik, Babel 88 titik, Jambi 320 titik, dan Bengkulu 3 titik.

Sedangkan di Kalimantan tersebar di Kalimantan Barat 80 titik, Kalimantan Selatan 54 titik, Kalimantan Tengah 298 titik, Kalimantan Timur 18 titik, dan Kalimantan Utara 2 titik.
 
Kondisi demikian ia katakan menyebabkan jarak pandang yang terbatas, kualitas udara juga semakin memburuk bahkan jarak pandang di Kota Jambi hanya 500 meter akibat pekatnya asap.

"Pemerintah Kota Jambi kembali meliburkan sekolah untuk jenjang TK/PAUD, SD, SMA baik negeri maupun swasta karena indeks standar pencemaran udara yang tidak sehat," katanya.

Sementara jarak pandang di Pekanbaru 1 km, Pelalawan 800 meter, dan Rengat 2 km. Sedangkan penderita ISPA di Sumsel tercatat 24.824 jiwa dan di Riau 1.228 jiwa.
 
Untuk upaya penanggulangan ia katakan BNPB mengerahkan 3 pesawat terbang untuk hujan buatan di Riau, Sumsel dan Kalbar, dan 13 Helikopter pemboman air di Riau, Sumsel, Jambi, Kalbar, Kalteng dan Kalsel.

Hujan buatan di Riau telah menaburkan 111 ton garam dan di Sumsel menaburkan 46,3 ton ke dalam awan-awan potensial. Pemboman air dari udara sudah dilakukan dengan menjatuhkan air 9,34 juta liter di atas hotspot di Sumsel dan 13,7 juta liter di Riau.
 
Ancaman kebakaran hutan diprediksi akan terus meningkat hingga November 2015 karena cuaca yang semakin kering dan hujan juga semakin kecil sehingga potensi terbakar akan makin besar.

"Pola hotspot di Sumatera dan Kalimantan mencapai puncak pada September-Oktober. Upaya pencegahan lebih efektif dibandingkan pemadaman," katanya

Editor: Dodo