Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Berkurangnya Keragaman Hayati Laut Ancam Pasokan Makanan
Oleh : VoA
Kamis | 27-08-2015 | 08:34 WIB
Terumbu_Karang_1000_b.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - MEMANASNYA laut akan menyebabkan perubahan-perubahan besar dalam keragaman hayati kehidupan laut, menurut sebuah studi terbesar mengenai spesies laut. Beberapa spesies akan berekspansi ke wilayah-wilayah baru, sementara yang lainnya, terutama di daerah tropis dan terumbu karang, kemungkinan akan punah.

Sebuah tim penelitian internasional menggunakan sebuah model yang melihat perubahan suhu permukaan laut dan kemudian membandingkan informasi itu dengan data mengenai toleransi panas masing-masing spesies dan preferensi habitat mereka. Penemuan-penemuan ini menggambarkan distribusi untuk hampir 13.000 spesies di dunia.

Wilayah tropis akan mengalami kemusnahan spesies paling parah karena mereka paling tidak bisa beradaptasi. "Hal ini terutama mengkhawatirkan dan sangat terkait dengan terumbu karang Australia," ujar salah satu penulis laporan, Profesor John Pandolfi dari Pusat ARC untuk Studi Terumbu Karang di University of Queensland di Australia.

"Studi-studi pelengkap telah menunjukkan tingkat risiko kepunahan yang tinggi di biota-biota (ekosistem laut lokal) tropis, di mana dampak manusia lokal dan perubahan iklim telah mengakibatkan degradasi substansial."

Meski spesies-spesies lain akan pindah lebih mudah, Pandolfi mengatakan bahwa hal itu juga memiliki kelemahan. "Alih-alih memiliki diferensiasi komunitas laut yang berlainan di tempat yang berbeda, kami menemukan dalam analisis kami bahwa proyeksi perubahan iklim akan mengakibatkan lebih banyak pencampuran spesies dan lebih banyak kesamaan di laut seluruh dunia."

Studi tersebut menggambarkan perubahan-perubahan sampai tahun 2100. Kesamaan di laut itu terutama bermasalah karena harus ada strategi-strategi baru untuk memenuhi permintaan makanan dari penduduk yang meningkat.

"Ketika salah satu spesies yang melimpah pindah ke sebuah ekosistem baru atau wilayah geografis, mereka tidak akan dapat bereproduksi secara efektif seperti sebelumnya," ujar Pandolfi.

"Harus ada pemahaman atas dinamisme perubahan iklim dan kemampuan untuk memiliki alat untuk mengelola dinamika tersebut."

Kecuali emisi global dikendalikan, planet dan lautnya akan terus memanas, melepaskan serangkaian dampak seperti diperkirakan oleh studi. Kombinasi-kombinasi baru dari penduduk dan spesies penyerbu akan memberikan tantangan yang tidak pernah ada sebelumnya untuk perencanaan konservasi.

"Hal tersebut saya kira tidak akan mudah dipahami orang-orang. Sekarang jika saya akan membuat taman laut, saya harus menjamin bahwa organisme-organisme itu akan dilestarikan selama berdekade atau berabad lamanya. Dengan perubahan iklim, komunitas-komunitas itu akan dinamis. Mereka tidak akan menjadi entitas statis."

Di laut yang memanas, spesies akan menyeberang ke daerah geografis baru di luar batas-batas politik. Pandolfi mengatakan studi tersebut, yang diterbitkan dalam Nature Climate Change, menggarisbawahi pentingnya kerjasama antara negara untuk mengatasi perubahan iklim dan potensi hilangnya keragaman hayati. (*)

Editor: Roelan