Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sidang APA di Jakarta Telurkan 9 Rekomendasi
Oleh : Surya
Jum'at | 21-08-2015 | 09:58 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, tantangan yang dihadapi kawasan Asia tidaklah kecil, tapi multidimensional. 


Terlebih, benua Asia merupakan benua terpadat dan terbesar dunia yang dihuni lebih dari 4,3 miliar penduduk atau sekitar 60 persen jumlah penduduk dunia.

"Untuk itulah, Anggota Parlemen Asia berkumpul dalam rangka kerja sama antar parlemen se-Asia untuk mampu merumuskan komitmen dan langkah-langkah kerja nyata dan terukur," kata Fadli usai penutupan Sidang Parlemen Asia/Asian Parlementary Assembly (APA) di Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Tantangan yang dihadapi perekonomian kawasan Asia itu, jelas Fadli, diantaranya semakin tingginya ketimpangan pendapatan masyarakat yang akan mempersulit upaya pengentasan kemiskinan penduduk. 

Jika kondisi ini dibiarkan maka dapat mengganggu soliditas sosial dan menciptakan keresahan politik. Situasi ini pada akhirnya akan menggerogoti kesinambungan pertumbuhan ekonomi itu sendiri dalam jangka panjang.

Tantangan lainnya, agenda tujuan pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari strategi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia pun masih menjadi persoalan yang harus segera dikelola dengan kemauan politik yang semakin besar.

Tantangan berat yang harus dikelola bersama-sama juga menyangkut nasib lebih dari 400 juta penduduk perkotaan Asia yang diperkirakan akan mengalami risiko banjir akibat peningkatan permukaan air tanah pada tahun 2025. 

Selain itu, diperkirakan 35 persen emisi karbon yang berkaitan dengan penggunaan energi dunia dihasilkan oleh negara-negara di kawasan Asia, angka yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan emisi yang sama pada tahun 1990 yang hanya mencapai 17 persen.

Fadli menambahkan, pembangunan yang berkelanjutan merupakan prasyarat bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi dan pengurangan tingkat kemiskinan. 

Langkah-langkah nyata dan bersifat terobosan dalam serangkaian upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim kiranya perlu diintegrasikan ke dalam strategi dan perencanaan pembangunan kawasan Asia ke depan.

"Upaya ini semua tentunya diarahkan, tidak hanya untuk mengurangi beban biaya yang semakin besar jika terlambat menanganinya, tapi yang lebih penting adalah untuk mengawal agenda tujuan pembangunan berkelanjutan global," ujar Fadli.
Dalam salah satu sidang Komite APA telah merumuskan draf resolusi untuk dibawa dalam pertemuan ASPA berikutnya di Kamboja akhir tahun nanti. 

Sidang komite ini, ada 9 draf resolusi yang dihasilkan terkait pengentasan kemiskinan di wilayah Asia.
Delegasi Indonesia Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengatakan, dalam sidang komite bidang ekonomi dan pembangunan berkelanjutan ini, lebih banyak untuk menyatukan semangat seluruh parlemen Asia soal pemberantasan kemiskinan. 

Sidang ini merupakan sidang persiapan untuk sidang APA ke-8 yang akan dilaksanakan di Kamboja bulan Desember nanti. Draf yang sudah disusun di sidang ini nantinya akan dibawa ke sidang APA untuk disetujui.

Terkait kemiskinan di Asia sendiri, Politikus Gerindra ini mengatakan, semua hal sangat penting dibahas. Namun, pembahasan hanya akan bersifat global agar draf yang dibuat dapat diimplementasikan di seluruh negara di Asia. 

“Yang saya lihat, lebih pada penyatuan spirit, bagaimana pentingnya untuk memberantas kemiskinan di wilayah Asia,” kata dia. 

Sidang APA berlangsung selama dua hari, 19-20 Agustus 2015. Sidang ini diikuti 21 negara yakni, Afghanistan, Bahrain, Bangladesh, Bhutan, Cambodia, China, Cyprus, India, Indonesia, Islamic Republic of Iran, Jordan, Kazakhstan, Korea, Kuwait, Laos, Malaysia, Maldives, Pakistan, Palestina, Philippines dan Thailand.

Editor : Surya