Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warna-Warni Trisakti di 70 Tahun Kemerdekaan RI
Oleh : Opini
Sabtu | 15-08-2015 | 13:49 WIB

Oleh: Alif Kamal*

SEJAK bangsa ini merdeka di tahun 1945, tidak pernah ada sedikitpun keraguan bagi rakyatnya untuk mundur kebelakang dengan hanya berpangku tangan tanpa melakukan apa-apa dan walaupun dalam kurun waktu 70 tahun sudah bangsa ini merdeka, jatuh bangunnya kekuasaan negara memperjuangkan cita-cita kemerdekaan tidak pernah surut. Apalagi dengan gegap gempitanya pemimpin negara ini terutama di awal-awal kemerdekaan memberikan semangat kepada rakyatnya menjadikan bangsa ini selalu kokoh dalam menghadapi setiap masalah kebangsaan.

Dalam setiap tahun perayaan kemerdekaan, selalu saja terbersit makna atau arti dalam memaknai kemerdekaan tersebut dan di tahun ini tepat 70 tahun bangsa ini merdeka. Menariknya di tahun yang ke 70 ini bangsa Indonesia yang sekarang dipimpin oleh Jokowi-Jk hadir dengan kampanye Trisakti. Sebuah kampanye yang juga pernah digelorakan oleh Bung karno di awal-awal kemerdekan untuk memberikan semangat kepada rakyat agar teguh mempertahankan kemerdekan dari penjajah.

Tentu dengan jargon besar seperti Trisakti ini rakyat Indonesia mengharapkan hasil yang juga maksimal tentunya. Dengan itu mari kita liat perkembangan bangsa ini ditahun yang ke 70.

- Inti dari dasar kita berbangsa dan bernegara telah jauh dari semangat dan cita-cita Proklamasi 1945. Pancasila hanyalah menjadi pemanis dalam setiap "event" politik bangsa ini. Sementara UUD 1945 yang telah banyak mengalami perubahan telah makin terpuruk dalam alam demokrasi liberal.

- Akibat lanjut dari degradasi makna Pancasila dan perubahan UUD 1945 ini, banyak UU disahkan oleh Pemerintah bersama DPR yang melegalkan pihak asing untuk merampok SDA bangsa Indonesia.

- Amandemen UUD 1945 yang hanya melanggengkan demokrasi dalam bidang politik tanpa adanya demokrasi ekonomi, konflik ketata negaraan pun tak terhindarkan, sebut saja misalnya soal pilkada langsung, konflik KPK Vs Polri, dan yg lainnya.

- Bulan juni yang lalu lewat Bank Indonesia, pemerintah mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun 2015 hanya akan berada di bawah angka 5%. Angka yang seharusnya sudah menjadi peringatan bagi pemerintahan Jokowi-Jk yang menggelorakan semangat Trisakti.

- Sampai agustus 2015, utang luar negri Indonesia telah mencapai Rp. 4002 triliun sementara utang pemerintah sendiri sebanyak Rp 2.845,25 triliun (berdikarionline, 19/7). Dengan kurs Rp 13.700 per 1 dollar dan kalau dirata-ratakan dengan jumlah rakyat Indonesia maka setiap warga negara harus membayar belasan juta rupiah. Beberapa pengamat mengatakan bahwa jumlah utang ini masih relatif aman akan tetapi beberapa pengamat yg lain mengatakan bahwa angka ini dalam kondisi yang rawan.

- Freeport, salah satu tambang terbesar di dunia yang mengolah tembaga dan emas tanggal 10 juni lalu telah mendapatkan izin perpanjangan kontrak selama 20 tahun. Sementara tanggal 26 mei (2 minggu sebelumnya) melalui Menteri Sekretaris Negara M. Pratikno menyatakan pemerintah akan mengambil-alih PT Freeport dan Blok Mahakam.

- Seperti contoh diatas, dalam sepuluh bulan pemerintahan Jokowi-Jk bekerja seringkali terjadi ketidak sesuain pernyataan antara Presiden dengan menteri-menterinya. Bahkan diawal reshuflle kabinet kerja Menko Maritim Rizal Ramli mulai tidak sependapat dengan Menteri BUMN Rini Sumarno

Tentunya bukan perkara mudah memang menyesuaikan program kampanye Trisakti bisa menjadi aktual dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi modal awal yang dimiliki oleh Presiden Jokowi juga sangatlah besar untuk membantu mewujudkannya . Dimulai dari simpati rakyat Indonesia yang cukup besar dan menghasilkan kemenangan diatas 50% pada saat pilpres 2014 dilanjutkan dengan menggalang kekuatan Koalisi Merah Putih (KMP) adalah modal awal yang baik untuk mewujudkan Trisakti.

Boleh jadi ada kemajuan, akan tetapi keterpurukan ekonomi politik bangsa ini telah banyak menutupinya. Sedemikian besar dan luasnya keterpurukan itu sampai-sampai pesimisme untuk membangun bangsa mulai banyak menghinggapi sebagian kalangan rakyat Indonesia. Sikap yang hanya ingin memikirkan kebutuhan pribadi, keluarga dan golongan adalah sikap yang menghinggapi banyak elite politik kita.

Semangat Trisakti adalah semangat Bung Karno
Semangat Bung Karno adalah semangat Proklamasi
Semangat Proklamasi adalah semangat melawan Imperialisme

Dirgahayu 70 tahun Republik Indonesia.

*) Penulis adalah Wakil Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik